Sebab banyak peternak di berbagai daerah yang membutuhkan kuda-kuda berkualitas untuk dibudidayakan.
Contohnya, para peternak di Tompaso, Sulawesi Utara, Takengon Aceh, Bukittinggi dan lainnya yang meminta kuda pejantan dan betina.
Di berbagai daerah, pacuan kuda adalah bagian dari perayaan budaya setempat yang mengusung keharmonisan hubungan antara manusia dan alam.
Tradisi pacuan kuda sarat dengan budaya yang memperkuat unsur spiritual dalam olahraga ini.
Baca Juga:Unik, Mahasiswa UGM Berkuda Usai Upacara Wisuda
"Nah, jadi karena semakin antusiasme [olahraga pacuan kuda] nya makin tinggi, program persiapan timnas ini, nanti kuda-kudanya akan kita sebarluaskan untuk menumbuhkan peternakan kuda se-Indonesia. Jadi ini merupakan koordinasi kami dengan Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas olahraga berkuda Indonesia," paparnya.
Sementara untuk mengkampanyekan kesetaraan gender dalam rangka menyambut Hari Kartini pada 21 April, lanjut Aryo juga digelar melalui Pertiwi Cup 2025.
Para joki perempuan ikut ambil bagian dalam kejuaraan kali ini.
"Pacuan kuda adalah satu dari segelintir olahraga dimana joki laki-laki dan perempuan racing di tempat yang sama, tidak ada perbedaan cabang, jadi kesetaraan gender," ungkapnya.
Aseanto Oudang, Founder Sarga.co mengungkapkan kejuaraan pacuan kuda nasional Triple Crown Serie 1 dan Pertiwi Cup 2025 di Yogyakarta digelar selama dua hari.
Baca Juga:Raffi Ahmad Pernah Pinjam Uang Rafathar Rp2 Miliar, Netizen: Baru SD Saldonya Sudah Miliaran
Kejuaraan seri pertama itu diikuti lebih dari 200 lebih kuda dari berbagai propinsi seperti Bandung, Klaten, Pasuruan, Kediri, Tompaso, Takengon Garut, Jakarta dan lainnya.