Umat Katolik Jogja Berduka, Muhammadiyah Sampaikan Belasungkawa untuk Paus Fransiskus

Karenanya Haedar berharap jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia tersebut bisa menjadi inspirasi.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 21 April 2025 | 20:34 WIB
Umat Katolik Jogja Berduka, Muhammadiyah Sampaikan Belasungkawa untuk Paus Fransiskus
Foto kebersamaan Paus Fransiskus bersama Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat bertemu. [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus pada Senin pagi (21/4/2025) waktu Roma Vatikan.

Paus Fransiskus yang wafat di usia 88 tahun tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi banyak pihak, termasuk Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

"Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat," papar Haedar di Yogyakarta, Senin Petang.

Menurut Haedar, Paus Fransiskus sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global. Paus Fransiskus juga merupakan sosok yang dikenal bersahaja dengan slogan "Miserando atque eligendo" atau "Rendah Hati dan Terpilih"

Baca Juga:Paus Fransiskus Wafat: Kenangan Kunjungan ke Indonesia & Seruan Perdamaian Abadi di Hati Umat Yogyakarta

Pemimpin umat Katolik itu bahkan dikenal tokoh inklusif serta menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua.

Bersama Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus menerima Zayed Award yang pertama.

Suasana misa harian sekaligus mendoakan Paus Fransiskus di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta, Senin (21/4/2025). [Hiskia/Suarajogja.id]
Suasana misa harian sekaligus mendoakan Paus Fransiskus di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta, Senin (21/4/2025). Umat Katolik di Yogyakarta merasa kehilangan atas wafatnya Paus Fransiskus. Sosok yang bernama lahir Jorge Mario Bergoglio tersebut memberikan keteladanan yang luar biasa [Hiskia/Suarajogja.id]

"Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama penerima Zayed Award tahun 2024, yang menjadikan kami diterima Paus di Vatikan dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi saat itu," jelasnya.

Sebagai sosok yang sangat sederhana, Haedar merasa kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabadikan untuk kehidupan kemanusiaan yang relijius.

Apalagi Paus Fransiskus dikenal sosok yang juga toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia.

Baca Juga:Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?

Karenanya Haedar berharap jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia tersebut bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Bahkan menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia damai yang masif dan autentik.

"Ketika panggung global saat ini masih diwarnai oleh perangai sebagian tokoh politik dunia yang ugal-ugalan dan anti-damai, inspirasi dan jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia diharapkan mendorong terciptanya tatanan dunia yang damai," papar dia.

Secara terpisah, sejumlah umat Katolik di Yogyakarta merasa kehilangan atas wafatnya Paus Fransiskus. Sosok yang bernama lahir Jorge Mario Bergoglio tersebut memberikan keteladanan yang luar biasa, tak hanya bagi umat Katolik namun pada sesama dengan kesederhanaannya.

"Saat Paus pakai jam murah dan naik pesawat komersil itu seperti menampar orang-orang yang hobi pamer. Sedih mendengar kabar Paus meninggal hari ini tadi," ujar salah seorang warga Sleman, Wulan.

Meski sempat menangis, Wulan mengaku bahagia Paus Fransiskus berpulang ke rumah Tuhan saat masih masa Paskah saat ini.

Apalagi Paus sempat menyapa umatnya saat peringatan Paskah sebelum wafat.

"Semoga Bapa Suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai," ujarnya.

Hal senada disampaikan umat Katolik lainnya, Mei yang mengaku sempat kaget mendengar wafatnya Paus Fransiskus pasca sakit bronkitis dan dirawat 38 hari lamanya. Kesederhanaannya yang luar biasa selalu jadi teladan yang diingatnya.

"Bapak Paus meski punya posisi tinggi di gereja Katolik seluruh dunia saja terus menunjukkan hidup dalam kesederhanaannya, nilai ini yang selalu saya ingat agar selalu bersyukur," imbuhnya.

Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta belum bisa memastikan apakah akan menggelar doa khusus terhadap Paus Fransiskus.

Staf Sekretariat Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru, Eka Rahayu menyebut keputusan tersebut masih menunggu koordinasi dengan Romo dan Dewan Pastoral Paroki.

"Terkait mengadakan acara khusus untuk mengenang beliau atau ibadah khusus untuk mengenang beliau itu kami belum tahu, karena memang benar-benar baru, karena Romo juga sedang tidak ada di tempat," ujar Eka.

Namun ia memastikan bahwa doa untuk almarhum Paus Fransiskus akan disisipkan dalam misa harian yang digelar sore hari tadi.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak