Akhir Penyelidikan Soal ASPD Bocor: Disdikpora DIY Sebut Hanya 'Mirip', 2 Soal Jadi Bonus

Buntut dugaan kebocoran soal, puluhan siswa melakukan unjukrasa ke SMPN 10 Yogyakarta.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 08 Mei 2025 | 19:12 WIB
Akhir Penyelidikan Soal ASPD Bocor: Disdikpora DIY Sebut Hanya 'Mirip', 2 Soal Jadi Bonus
Tangkapan layar soal ASPD Matematika SMP yang diduga bocor. [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Pasca ramainya dugaan kebocoran soal Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) di SMPN 10 Yogyakarta, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY akhirnya menyelesaikan penyelidikannya.

Dari hasil pengumpulan data dan klarifikasi yang dilakukan, Disdikpora mengklaim tidak ada kebocoran soal ASPD yang mengujikan Matematika.

"Jadi soal [Matematika] yang bocor [di sosial media] hanya mirip [dengan yang diujikan hari kedua], bukan bocor," ujar Kadisdikpora DIY, Suhirman di Yogyakarta, Kamis (8/5/1015).

Menurut Suhirman, hanya dua soal yang disebutnya mirip alih-alih seluruh soal ASPD Matematika.

Baca Juga:Penyerangan SMK di Yogyakarta Viral: Pelajar SMKN 3 Diamankan Polisi, Apa Motifnya?

Hal itu yang kemudian jadi indikator tidak adanya kebocoran soal ASPD.

Selain tak ada kebocoran soal, Disdikpora akhirnya memutuskan dua soal yang mirip tersebut dianggap bonus.

Seluruh jawaban siswa baik benar ataupun salah dalam dua soal yang mirip tersebut tetap dianggap benar. Dua soal yang diduga mirip dengan soal yang tersebar di media sosial juga dipastikan tidak digunakan dalam penilaian.

"Itu kan kita menghargai yang sudah belajar dan sungguh sungguh. Kami ingin menghargai siswa-siswa yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh. Dan tidak semua siswa melihat atau terpengaruh oleh dua soal itu," ujarnya.

Suhirman juga memastikan tidak ada keterlibatan salah seorang guru penyusun soal ASPD Matematika dari SMPN 10 Yogyakarta dalam dugaan kebocoran yang ramai di sosmed.

Baca Juga:SMPN 10 Jogja jadi Sorotan usai Soal ASPD Bocor, Kepsek: Jangan Percaya Pengakuan Tanpa Bukti

Meski dalam unggahan akun X (dulu Twitter) bernama @ayamkalasanenk, ada tangkapan layar percakapan WhatsApp dan beberapa foto lembaran soal yang disebut memiliki kemiripan dengan soal ASPD Matematika dari SMPN 10 Yogyakarta.

"Jadi, soal tersebut bukan berasal dari guru penyusun soal [SMPN 10]. Kami tidak bisa menjelaskan secara rinci. Intinya bukan dari penyusun atau pihak internal," ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut untuk mengantisipasi kejadian serupa, Disdikpora akan memperketat prosedur pengamanan dan distribusi soal.

Meski dipastikan guru SMPN 10 tidak terlibat, kewaspadaan perlu ditingkatkan

"Kami harus lebih hati-hati. Meskipun penyusunnya tidak terlibat, tetap perlu ada kewaspadaan. Semua penyusun soal dikarantina, dan pengawasan juga akan kami perketat," kata dia.

Disdikpora juga akan mengevaluasi sistem pelaksanaan ASPD. Namun untuk kasus SMPN 10, proses penelusuran telah selesai.

Disdikpora pun tidak memberikan sanksi karena tidak terbukti adanya pelanggaran.

"Sistem kami juga akan kami evaluasi dan efektifkan untuk semua rangkaian kegiatan ASPD ke depan," ungkapnya.

Disdikpora, lanjut Suhirman juga memastikan siap mengambil tindakan tegas apabila ditemukan unsur kesengajaan di kemudian hari. Bila terbukti maka sanksi tegas akan dijatuhkan.

"Kalau sampai ditemukan unsur kesengajaan, kami akan mengambil tindakan tegas. Yang terjadi adalah kemiripan soal. Bukan kebocoran yang disengaja," tandasnya.

Sejumlah siswa diamankan akibat demo di SMPN 10

Buntut dugaan kebocoran soal, puluhan siswa melakukan unjukrasa ke SMPN 10 Yogyakarta.

Akibatnya sebanyak 21 pelajar SMP diamankan oleh Polresta Yogyakarta karena mengikuti ajakan demo melalui pamflet digital di aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA), pada Rabu (7/5/2025) kemarin.

Terkait hal ini, Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma saat dihubungi wartawan, mengungkapkan setelah diamankan siswa-siswa ini lalu didata oleh Polresta Yogyakarta.

Mereka juga diminta untuk membuat surat pernyataan bersama orangtua masing-masing untuk tidak melakukan hal-hal tercela ke depannya.

"Sekitar 21 orang yang diamankan dari beberapa tempat. Ada juga yang diamankan oleh Polsek. Yang sempat ke SMP 10 kita amankan, kita data suruh buat surat pernyataan kita minta orangtua datang. Tidak terjadi apa-apa [tawuran]," jelasnya.

Kapolresta menambahkan, anak-anak yang diamankan oleh Polresta Yogyakarta berasal dari beberapa sekolah. Namun kebanyakan berasal dari Bantul dan Sleman.

Para siswa mendatangi SMP 10 Kota Yogyakarta karena adanya ajakan melalui pamflet digital yang disebarkan melalui media sosial dan pesan singkat Whatsapp.

"Ajakan dari sosmed itu, apakah itu terkait dengan bocor soal silakan tanya ke Disdikpora saja. Kemarin baru dicek katanya sedang dalam proses investigasi," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak