SuaraJogja.id - Polemik soal keaslian ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) masih berbuntut panjang. Belum lama ada Ir. Komardin, yang melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Sleman.
Pihak-pihak yang digugat terdiri dari rektor, para wakil rektor, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, serta pembimbing akademik Jokowi, Ir Kasmudjo.
Komardin menilai Universitas Gadjah Mada (UGM) turut bertanggung jawab atas kegaduhan tersebut.
Dia menuding sikap UGM yang bungkam terhadap permintaan klarifikasi soal ijazah itu.
Baca Juga:Akhirnya Bertemu, Dosen UGM Ungkap Tabiat Asli Jokowi di Kampus Dulu Sebelum jadi Presiden
Hal itu kemudian justru memicu gejolak publik dan memperburuk kondisi ekonomi nasional.
"Dasarnya itu UGM ini termasuk bungkam ya, tidak memberikan informasi yang berdasarkan undang-undang itu ya. Jadi intinya kita minta kepada UGM supaya dia terbuka seterang-terangnya," kata Komardin saat dihubungi, Rabu (14/5/2025).
Menurut Komardin, kegaduhan yang tak kunjung diredam melalui klarifikasi secara gamblang dari pihak UGM membuat nilai tukar rupiah terus melemah.
Ia menilai gejolak ini bisa berdampak sistemik pada perekonomian Indonesia jika terus menerus dibiarkan.
"Akibat negara ini menjadi gaduh, ini kan nilai rupiah kita anjlok, kalau ini anjlok semua sektor rusak. Jadi saya tidak ada urusan dengan Jokowi tidak ada urusan dengan apa, pokoknya saya hanya ingin bagaimana supaya situasi kondusif ya," ujarnya.
Baca Juga:Sertifikat Digadai, Rumah Dilelang: Kisah Pilu Guru Honorer Sleman Dibekuk Mafia Tanah
Komardin mencontohkan pada dua tahun lalu nilai tukar rupiah masih berada pada kisaran Rp15.500 per dolar AS. Sedangkan saat ini sudah menembus Rp16.700.