Pabrik Garmen di Sleman Ludes Terbakar, 13 Armada Pemadam Dikerahkan

Kebakaran yang terjadi di salah satu pabrik garmen ini belum diketahui penyebabnya.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 21 Mei 2025 | 12:36 WIB
Pabrik Garmen di Sleman Ludes Terbakar, 13 Armada Pemadam Dikerahkan
Kondisi pabrik garmen terbakar di Sleman, Rabu (21/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Sebuah pabrik garmen di wilayah Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, dilalap si jago merah pada Rabu (21/5/2025) pagi hari.

Kebakaran ini terjadi saat aktivitas produksi tengah berhenti dan tidak ada karyawan di lokasi.

Kapolsek Ngaglik, AKP Yuliyanto, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 03.30 WIB pagi tadi. Petugas segera menuju lokasi untuk memastikan situasi.

"Kurang lebih sekitar jam 3-3.30 tadi kita sudah di TKP karena ada laporan masyarakat [soal kebakaran]," kata Yuliyanto di lokasi.

Baca Juga:Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya

Disampaikan Yuliyanto, setibanya di lokasi, api telah membesar dan membakar sebagian besar bangunan pabrik. Namun hingga pagi hari, proses pemadaman masih berlangsung.

Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di lokasi, pemadaman masih terus berlangsung hingga pukul 08.46 WIB tadi. Sejumlah mobil pemadam kebakaran masih terus berdatangan ke lokasi.

"Benar di situ kejadian kebakaran tapi penyebabnya belum bisa diketahui dan jumlah kerugian juga belum bisa diketahui, untuk sampai sekarang belum padam masih proses pemadaman," ujarnya.

Yuliyanto bilang pabrik yang terbakar diketahui merupakan pabrik garmen yang bergerak di bidang produksi konveksi.

Di dalamnya terdapat banyak bahan mudah terbakar seperti kain, hasil produksi jadi, hingga peralatan kantor.

Baca Juga:Sleman Siapkan Tempat Sampah Raksasa, Bupati: Mampu Tampung Seluruh Sampah DIY

"Ya yang di dalam itu selain mesin juga hasil produksi dan ada barang-barang kantor, instalasi listrik juga banyak kemungkinan, namun demikian masih dalam proses pemadaman dan kemungkinan nanti nunggu proses pemadaman untuk penyebabnya dan kerugian masih dikaji," ungkapnya.

Saat ditanya dari mana api pertama kali muncul, Kapolsek mengaku belum mengetahui secara pasti.

"Belum tahu, datang kemari sudah kebakaran," imbuhnya.

Ia memperkirakan sekitar 65 hingga 70 persen bangunan pabrik telah hangus terbakar.

"Bukan kosong, masih produksi namun malam hari tidak ada karyawan, ada satpam petugas keamanan," tandasnya

Meski begitu, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

"Tidak ada, sampai saat ini belum ada korban jiwa," tegasnya.

Proses pemadaman kebakaran pabrik garmen di Ngaglik, Sleman, terkendala oleh terbatasnya akses masuk menuju lokasi. Saat ini proses pemadaman masih terus berlangsung.

"Kesulitannya adalah akses masuk ke pabrik itu hanya bisa dimasuki satu mobil pemadam," ujar Kepala Satpol PP Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi ditemui di lokasi.

Akibat kendala itu, satu unit pemadam harus siaga di dalam area pabrik dan terus-menerus disuplai air dari luar oleh mobil pemadam yang lain.

"Iya, jadi dia standby di situ [pintu masuk], kemudian disupply air terus-menerus," lanjutnya.

Untuk membuka jalur tambahan, pihaknya sudah menyiapkan alat berat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Namun proses tersebut masih menunggu komando lapangan.

Disampaikan Evi, pemadaman melibatkan total 13 armada dari berbagai wilayah. Mulai dari unit Sleman, UGM, Bantul hingga Magelang.

"Totalnya ada 13 armada," ucapnya.

Menurut informasi yang diterima dari petugas, permohonan bantuan pemadaman diterima sekitar pukul 03.00 WIB.

Api pertama kali terlihat di sisi utara pabrik, meski titik pasti penyebaran masih belum bisa dipastikan.

"Sisi utara tapi saya belum tahu jelasnya ya. Belum tahu jelasnya. Karena titik apinya itu ada dari utara ada dua, terus di sini satu," tuturnya.

Saat ini pihak berwenang masih terus melakukan upaya pemadaman. Hal itu dilakukan agar tidak api tak merembet ke bangunan-bangunan lainnya.

Meski tak ada korban jiwa jumlah taksiran kerugian masih dihitung dan belum diketahui seberapa banyak kerugian yang dialami pemilik garmen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak