SuaraJogja.id - Setelah mundur selama dua minggu terakhir, ratusan pedagang dan juru parkir eks Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali (TKP ABA) akhirnya mulai membuka lapak di Menara Kopi, Kotabaru, Senin (16/6/2025).
Para pedagang eks parkir Abu Bakar Ali terpaksa menyiapkan jualan seadanya sembari menunggu sejumlah perbaikan dan tambahan fasilitas yang dibutuhkan.
Sebut saja Dwi, salah seorang pedagang salak dan suvenir yang mulai menata lapak sembari menunggu pesanan gantungan besi yang baru.
Sebab gantungan besi yang lama tidak lagi bisa dimanfaatkan karena ukuran lapak yang lebih kecil.
Baca Juga:Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
"Tempat yang sekarang kecil banget, 1,5 x 1,5 meter. Dulu bisa 2 meteran lebih jadi ya harus pesan gantungan besi lagi," ujar Dwi di Menara Kopi, Senin Siang.
Dwi yang berjualan di TKP ABA sejak 1997 ini mengaku secepatnya ingin membuka lapak untuk berjualan. Sebab pasca TKP ABA dibongkar beberapa minggu terakhir, Dwi tidak memiliki penghasilan apapun.
Namun sebelum membuka lapak secara menyeluruh, perempuan ini berharap Keraton Yogyakarta bisa segera mengeluarkan ijin rehab gapura dan fasilitas lain seperti pembukaan portal untuk akses keluar masuk kendaraan ke Menara Kopi.
Dengan demikian akses kendaraan besar seperti bus bisa keluar masuk dengan leluasa. Apalagi sejumlah sopir bus sudah menyampaikan kesediaannya untuk parkir di Menara Kopi.
"Sampai saat ini tidak ada kabar dari Dishub kapan turunnya ijin dari Keraton, kami berharap bisa segera turun jadi minggu ini kami benar-benar bisa mulai jualan," ungkapnya.
Baca Juga:TKP ABA Resmi Ditutup, Ratusan dan Jukir Harus Bongkar Lapak ke Menara Kopi
Sementara pengelola TKP ABA, Doni Ruliyanto mengungkapkan uji coba penggunaan Menara Kopi sebagai area parkir dan berjualan sebenarnya telah dimulai sejak Sabtu (14/6/2025), meskipun aktivitas masih sangat terbatas.
"Bus sudah mulai masuk, awalnya dua bus, lalu bertambah jadi enam atau tujuh. Tapi itu masih pelanggan seafood, belum wisatawan," jelasnya.
Salah satu kendala utama adalah izin peninggian gapura yang belum diberikan oleh Keraton Yogyakarta.
Saat ini, gapura yang ada terlalu rendah untuk dilewati bus besar secara langsung. Akibatnya, kendaraan harus bermanuver mundur, yang menyulitkan sopir dan memperlambat arus kendaraan.
"Kalau gapura itu bisa ditinggikan, bus bisa masuk dari sisi timur, parkir di sisi selatan hanggar, lalu keluar ke barat tanpa harus mundur. Sekarang, harus muter dan itu mempersulit. Sopir juga mengeluh soal ini," ungkap dia.
Dari sisi kapasitas, area parkir Menara Kopi sebenarnya cukup memadai.
- 1
- 2