Sebelum tapa bisu dimulai, lanjutnya kegiatan diawali dengan pembacaan mocopat atau tembang-tembang Jawa penuh makna oleh para abdi dalem dan budayawan.
Meski berlangsung dalam kesunyian, Mubeng Beteng justru menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, wisatawan, bahkan generasi muda yang ingin mencari makna baru dalam tradisi lama.
"Laku diam ini menjadi ruang untuk melepaskan penat, memaafkan diri sendiri, dan menyambut tahun baru dengan hati yang bersih," tandasnya.
Sementara salah satu wisatawan asal Jakarta, Margareth mengungkapkan kekagumannya pada tradisi yang masih lestari ini. Jauh-jauh datang bersama keluarga, dia melihat Mubeng Beteng 1 Suro ini menandakan masih banyak masyarakat yang mau melestarikan tradisi adiluhung.
Baca Juga:Malam 1 Suro Jumat Kliwon 2025: Tabrakan Dua Malam Sakral, Apa yang Harus Dihindari?
"Walaupun harus menunggu sampai tengah malam, melihat orang berjalan kaki sambil berdiam diri jadi pengalaman luar biasa yang tidak ada di tempat lain," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi