Kota Jogja 'Kepung' Sampah Sungai dengan Trash Barrier, Strategi Jitu atau Sekadar Pencitraan?

Trash barrier itu, kata Very, cukup efektif dalam upaya membersihkan sampah.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 19 Juni 2025 | 21:55 WIB
Kota Jogja 'Kepung' Sampah Sungai dengan Trash Barrier, Strategi Jitu atau Sekadar Pencitraan?
Floating trash barrier atau alat penghadang sampah di sejumlah sungai. (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta memasang floating trash barrier atau alat penghadang sampah di sejumlah sungai.

Alat ini digunakan untuk menghadang sampah dari hulu agar tidak masuk ke kota.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta Very Tri Jatmiko mengatakan ada 4 titik trash barrier yang dipasang di Sungai Code dan Winongo.

Pada Sungai Code trash barrier dipasang di hulu yaitu di utara Jembatan Sardjito dan tengah di selatan Jembatan Sayidan.

Baca Juga:Penggusuran di Lempuyangan: Warga Memohon KAI Izinkan Rayakan Agustusan Terakhir di Rumah Mereka

Sementara di Sungai Winongo di hulunya di Kali Buntung dan tengah di Pringgokusuman.

"Sungai Winongo dua titik dan Sungai Code dua titik. Masing-masing di hulu dan tengah sungai," kata Very, dikutip Kamis (19/6/2025).

Selain untuk menghalau sampah tidak masuk ke kawasan Kota Yogyakarta. Trash barrier ini juga berfungsi untuk mempermudah perugas kebersihan melakukan pengambilan sampah.

"Trash barrier ini untuk menangkap sampah agar tidak menyebar di sepanjang badan sungai. Dengan dipasang trash barrier, pembersihan sampah oleh ulu-ulu jadi lebih efektif dan efisien, karena sampah terjaring di situ [trash barrier]," ungkapnya.

Trash barrier itu, kata Very, cukup efektif dalam upaya membersihkan sampah. Apalagi pengambilan sampah yang tersangkut di trash barrier itu dilakukan tiap hari.

Baca Juga:Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar

Jika sebelum dipasang trash barrier, petugas ulu-ulu sungai hanya membersihkan 95 kilogram per hari.

Maka setelah dipasang trash barrier sejak pertengahan Mei 2025, volume sampah yang diambil dari Sungai Code saja sekitar 200 kilogram/hari.

"Pengambilan sampah yang terjaring di trash barrier setiap hari. Sampah lalu dibawa ke depo sampah yang disepakati," tambahnya.

Disampaikan Very, keberadaan trash barrier bisa juga mengurangi sampah yang terbawa di aliran sungai di bawahnya.

Misalnya saja trash barrier yang dipasang di Sungai Code atau selatan jembatan Sayidan dampaknya bisa mengurangi sampah yang terbawa ke dam Surokarsan.

Dia menyatakan pada tahap awal trash barrier baru dipasang di Sungai Code dan Winongo karena selama ini volume sampah kebanyakan dari sungai itu terutama Sungai Code.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak