Mortir Jumbo Diledakkan di Sleman, Bagaimana Dampaknya ke Gunung Merapi?

Berdasarkan informasi BPPTKG, ledakan detonator saat disposal pada percobaan 1-5 tidak menimbulkan efek getarannya.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 13 Agustus 2025 | 22:35 WIB
Mortir Jumbo Diledakkan di Sleman, Bagaimana Dampaknya ke Gunung Merapi?
Petugas BPPTKG menunjukkan aktivitas seismik yang minim di Gunung Merapi saat disposal mortir di Cangkringan Sleman. [Hiskia/Suarjogja]

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memastikan ledakan disposal mortir seberat 350 kilogram yang dilakukan Tim Gegana Brimob Polda DIY pada Senin dan Selasa (11-12/8/2025) kemarin tidak berdampak terhadap stabilitas Gunung Merapi.

Adapun lokasi disposal mortir yang ditemukan di halaman rumah warga di Ngemplak, Sleman itu dilakukan di lembah yang berlokasi di Besalan, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Penanganan disposal bom pesawat itu pun harus dilakukan dua hari setelah empat kali upaya peledakan pertama tidak berhasil.

Ledakan yang berlangsung di kawasan Cangkringan, Sleman ini menang sempat memicu getaran. Namun tidak menimbulkan ancaman geologi serius.

Baca Juga:Efek Mortir Jumbo di Sleman: 13 Rumah Rusak, Kompensasi Diberikan

Hal ini diungkap oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Makwan.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melibatkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk memantau kondisi Gunung Merapi selama proses disposal.

"Kita hadirkan BPPTKG. Kita mengantisipasi apakah ada pengaruh nanti terhadap stabilitas kubah Merapi. Maka disepakati jarak lokasi kemarin 12 kilometer dari puncak," kata Makwan, kepada wartawan Rabu (13/8/2025).

Makwan bilang hasil pantauan menunjukkan sebagian besar ledakan tidak menimbulkan getaran yang terekam di alat seismik.

Berdasarkan informasi BPPTKG, ledakan detonator saat disposal pada percobaan 1-5 tidak menimbulkan efek getarannya terhadap seismik pemantauan Gunung Merapi yang terpasang di sejumlah titik.

Baca Juga:Mortir Jumbo Gegerkan Sleman, Bom Terbesar yang Pernah Ditemukan Polda DIY

Namun, ia mengakui bahwa ledakan keenam dengan pemicu detonator lebih menghasilkan getaran yang terekam di alat seismik Gunung Merapi tersebut.

"Tapi yang keenam yang dipicu detonator itu, bom efeknya getarannya terekam di seismik puncak," ucapnya.

Meski demikian, Makwan menegaskan bahwa tidak ada kerusakan atau perubahan pada struktur kubah lava Merapi.

"Pengamatan kami tidak ada dampak signifikan stabilitas kubah, tidak ada guguran akibat bom ini," tegasnya.

13 Rumah Terdampak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat ada 13 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat getaran disposal mortir jumbo di kawasan Besalen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Kerusakan tersebar di tiga kalurahan yang berada dalam radius terdekat lokasi peledakan.

Kepala BPBD Sleman, Haris Martapa, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan panewu dan lurah dari tiga kalurahan tersebut yakni Glagaharjo, Wukirsari, dan Argomulyo.

"Berkaitan dengan data sampai dengan tadi malam, berkoordinasi dengan panewu dan lurah di tiga kalurahan terdekat, Glagaharjo, Wukirsari, dan Argomulyo, itu radius yang paling dekat lokasi pelaksanaan," kata Haris, kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).

Dari pendataan di lapangan, sebanyak 11 rumah terdampak berada di Besalen, Kalurahan Glagaharjo. Satu rumah berada di Padukuhan Banjarsari, dan satu rumah lainnya di Kalurahan Wukirsari.

"Maka data sudah final dari lapangan ada sebanyak 13 rumah warga yang terdampak getaran," ucapnya.

Kendati demikian, Haris bilang kerusakan yang dialami sejumlah rumah itu tergolong ringan, seperti genteng pecah, galvalum penyok, hingga kaca jendela retak.

"Kerusakan tidak terlalu besar. Jadi misalnya masjid karena kejatuhan serpihan itu galvalum penyok satu, kemudian ada genteng rusak ada dua, terbanyak satu rumah ada 10 genteng," tandasnya.

BPBD Sleman mencatat total 32 genteng pecah dari 13 rumah tersebut, dua galvalum rusak termasuk di satu masjid, empat kaca jendela retak, serta satu tembok mengalami garis retakan.

"Sehingga total untuk pohon ada 7 batang, satu agak besar dan enam kecil," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak