Tolak Autopsi Bukan Karena Tekanan: Keluarga Ungkap Fakta di Balik Kematian Mahasiswa Rheza

Yoyon hanya berpikir bahwa Rheza, anaknya ingin segera ia bawa dan dimakamkan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 02 September 2025 | 15:00 WIB
Tolak Autopsi Bukan Karena Tekanan: Keluarga Ungkap Fakta di Balik Kematian Mahasiswa Rheza
Ayah Mahasiswa Amikom Yogyakarta, Yoyon Surono ketika memberi keterangan pada wartawan saat proses pengambilan jenazah anaknya, Rheza Sendy Pratama di Sleman, Selasa (2/9/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Keluarga Rheza Sendy Pratama mengaku menandatangani surat dari polisi saat bawa jenazah
  • Yoyon Surono mengaku ikhlas dengan kematian anaknya
  • Keluarga mengaku tak ada tekanan dari polisi selama proses pengambilan jenazah Rheza

SuaraJogja.id - Keluarga mahasiswa Rheza Sendy Pratama mengungkap adanya prosedur penandatanganan surat pernyataan sebelum membawa pulang jenazah dari rumah sakit.

Diketahui Rheza merupakan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Yogyakarta.

Rheza merupakan salah satu peserta aksi di Polda DIY yang sempat dilarikan ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dalam kondisi kritis dan meninggal dunia, pada Minggu (31/8/2025) kemarin.

Terkait penandatanganan surat pernyataan itu, dibenarkan oleh Ayah almarhum, Yoyon Surono.

Baca Juga:'Jangan Ada Korban Lagi!' Putri Keraton Jogja Beri Pesan Menyentuh di Rumah Duka Mahasiswa Amikom

Ia menyampaikan bahwa surat pernyataan tersebut memang menjadi bagian dari prosedur yang harus ditempuh.

"Itu memang harus secara prosedur hukum kan memang seperti itu," kata Yoyon saat ditemui awak media, Selasa (2/9/2025).

Disampaikan Yoyon, surat pernyataan itu bukan berasal dari rumah sakit melainkan dari pihak kepolisian.

"Itu [surat pernyataan] dari kepolisian," ucapnya.

Kendati demikian, Yoyon mengaku tak mengetahui lebih lanjut terkait prosedur apa yang berkaitan dengan surat pernyataan tersebut.

Baca Juga:'Tubuhnya Penuh Luka...' Ayah Mahasiswa Amikom yang Tewas Usai Demo di Jogja Ungkap Kejanggalan

Ia menduga surat pernyataan itu kemungkinan hanya digunakan sebagai arsip dan laporan kepolisian.

Pasalnya, saat itu keluarga menginginkan jenazah anaknya segera dibawa pulang.

"Saya kurang paham. Intinya itu nanti itu buat laporan saja mungkin. Saya kurang paham ya. Intinya saya cuma ingin anak saya itu jenazahnya segera dibawa pulang. Cuman seperti itu saja," ucapnya.

Yoyon menyebut tujuan penandatanganan surat itu agar tidak ada kesalahpahaman antara keluarga dengan pihak terkait baik kepolisian maupun rumah sakit yang menangani Rheza.

"Jadi kita juga memang harus bikin itu biar ke depannya juga ada istilahnya nggak miskomunikasi antara kami keluarga dengan pihak yang terkait," tambah Yoyon.

Ditegaskan Yoyon, keluarga sejak awal sudah menyatakan menerima kematian Rheza sebagai musibah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?