SuaraJogja.id - Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali Muis, mengingatkan keberhasilan pendidikan di Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kurikulum semata.
Namun lebih dari itu oleh sikap dan cara pandang guru dalam menghadapi perubahan.
Menurutnya, masih banyak guru yang enggan keluar dari zona nyaman dan menolak gagasan baru, termasuk pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam.
Sikap defensif ini bisa berdampak panjang terhadap kualitas generasi mendatang.
Baca Juga:Sekda Sleman Klarifikasi "Guru Cicipi Dulu Makanan Bergizi Gratis": Ini Penjelasan Lengkapnya
Jika siswa hanya dijejali teori tanpa pemahaman nyata, mereka tumbuh menjadi orang pintar yang tidak memahami realitas kehidupan.
Saat menjadi pemimpin pun akhirnya tidak membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat.
"Kalau orang pintar tidak mengerti realita, kebijakan yang mereka buat justru bisa merugikan rakyat," ujar Arif dalam seminar In Deep Learning & TKA di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Arif menegaskan pentingnya pendidikan bermutu untuk semua anak Indonesia.
Ia tidak sepakat dengan anggapan sekolah favorit harus dihapuskan.
Baca Juga:Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
Menurutnya, justru semua sekolah perlu ditingkatkan kualitasnya agar menjadi favorit di mata masyarakat.
Sebab persoalan utama pendidikan bukanlah pada kurikulum yang sering berganti, melainkan pada metode pembelajaran yang tidak berubah.
"Perangkat kurikulum boleh berganti dari KBK, KTSP, Kurikulum 2013, hingga Kurikulum Merdeka, tapi kalau pendekatan pembelajaran di kelas tetap sama, hasilnya juga sama saja," jelasnya.
Oleh karena itu, Arif mengatakan perlunya penerapan pembelajaran mendalam. Konsep ini, kata Arif, mengutamakan kesadaran, makna, dan kegembiraan dalam belajar.
Siswa tidak boleh sekadar hadir secara fisik, tetapi pikirannya kosong . Materi juga harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar bermakna, serta disajikan dengan cara yang menggembirakan.
"Sehingga siswa terdorong untuk terus belajar," tandasnya