Wisatawan Asing Mundur, Saatnya Fokus Domestik! Pakar Minta Pemerintah Ubah Strategi Pariwisata

Sensitivitas wisatawan mancanegara terhadap isu keamanan, politik, maupun bencana membuat pasar ini rentan terganggu.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 14 September 2025 | 13:26 WIB
Wisatawan Asing Mundur, Saatnya Fokus Domestik! Pakar Minta Pemerintah Ubah Strategi Pariwisata
Wisatawan memadati kawasan Malioboro sebagai ikon pariwisata Kota Yogyakarta. [Kontributor/Putu]
Baca 10 detik
  • Aksi demo di Indonesia beberapa waktu terakhir berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan
  • Penanganan isu perlu dilakukan agar tak membuat wisatawan mancanegara khawatir untuk berlibur
  • Maka dari itu pengembangan wisata termasuk peningkatan kualitas juga harus jadi perhatian

SuaraJogja.id - Sektor pariwisata Indonesia kembali diuji oleh situasi keamanan akibat kerusuhan yang terjadi saat unjukrasa di berbagai daerah beberapa waktu terakhir.

Belum lagi derasnya arus pemberitaan negatif yang menjadikan wisatawan, termasuk luar negeri takut masuk ke Indonesia.

Sensitivitas wisatawan mancanegara terhadap isu keamanan, politik, maupun bencana membuat pasar ini rentan terganggu.

"Wisatawan asing itu sangat peka terhadap isu-isu. Sedikit ada pemberitaan negatif langsung berpengaruh, padahal kenyataannya sering tidak sesuai dengan yang diberitakan," papar ahli pariwisata , Prof Sugiarto dikutip Minggu (14/9/2025).

Baca Juga:Tragis! Mahasiswa Amikom Meninggal Usai Ikut Aksi Unjuk Rasa, Kampus Berharap Penjelasan Polda DIY

Menurut Ketua Prodi S3 Pariwisata Stipram ini, kondisi ini menuntut pemerintah untuk mengubah strategi pembangunan pariwisata dengan memperkuat fokus pada wisatawan domestik.

Sebab, bila tidak dikelola dengan baik, reputasi pariwisata bisa jatuh hanya karena informasi yang tidak akurat.

"Karenanya penting sekali kita tahu tentang manajemen risiko, terutama risiko reputasi," ujarnya.

Berbeda dengan turis mancanegara, wisatawan domestik dinilai lebih tahan terhadap isu-isu negatif.

Mereka mengenal kondisi nyata, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang simpang siur.

Baca Juga:Jogja Terancam Jadi Tempat Transit? Tol Datang, Wisatawan Cuma Lewat

Ia menilai karakteristik masyarakat Indonesia yang kreatif, komunal, dan terbiasa berbagi menjadi modal besar bagi keberlanjutan industri.

Karenanya bila wisatawan asing menurun, wisatawan domestik bisa jadi penyelamat.

"Mau dibilang Indonesia resesi, nyatanya tempat-tempat wisata tetap ramai. Orang Indonesia selalu punya cara untuk tetap berwisata, meski dana terbatas. Jadi pemerintah jangan hanya membidik pasar luar negeri, tapi juga harus serius menyiapkan paket wisata, promosi, dan pelayanan yang ramah bagi pasar dalam negeri," tandasnya.

Meski kisruh keamanan dan isu politik kerap menjadi ancaman, Sugiarto tetap optimis sektor pariwisata Indonesia kembali akan tumbuh.

Menurutnya, sifat masyarakat yang gemar berwisata, kreativitas yang tinggi, serta ketahanan dalam kondisi ekonomi sulit menjadi faktor penopang.

Apalagi pariwisata Indonesia pernah jadi kontributor nomor dua Produk Domestik Bruto (PDB) setelah migas. Itu artinya kemajuannya luar biasa.

Apalagi meski menghadapi tantangan, pariwisata Indonesia mencatat capaian positif. Berdasarkan Travel and Tourism Development Index (TTDI) terbaru, Indonesia menempati posisi kedua di ASEAN, melampaui Thailand, dan berada di peringkat 22 dunia. Ini berarti naik 10 peringkat dari sebelumnya.

Namun capaian itu harus dijaga dengan strategi yang lebih adaptif.

Salah satunya melalui diferensiasi berbasis budaya dan kearifan lokal.

"Kalau sama dengan destinasi negara lain, kita mau jual apa. Justru keunikan budaya inilah yang jadi keunggulan. Kalau wisatawan asing berkurang, wisatawan domestik masih sangat potensial. Jadi pemerintah perlu menata ulang strategi agar sektor ini tetap tangguh menghadapi guncangan," ungkapnya.

Sugiarto menambahkan, untuk bisa mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, lulusan doktoral pariwisata diharapkan mampu berperan mengembangkan nasionalisme sekaligus berkontribusi dalam peningkatan kualitas pariwisata Indonesia.

Mereka bisa terlibat dalam berbagai upaya perbaikan ekosistem pariwisata, mulai dari pengembangan destinasi, peningkatan infrastruktur, hingga strategi promosi, mulai memberikan hasil yang nyata.

"Pentingnya kontribusi ilmiah dari para dosen dan mahasiswa untuk menciptakan kebaruan dalam bidang pariwisata," kata dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak