- Prabowo tetap lanjutkan program MBG meski banyak kasus keracunan dialami siswa
- Pemda DIY tetap melakukan upaya pendistribusian menu MBG
- Mengantisipasi keracunan, DIY perketat dan beri pelatihan khusus kepada penjamah makanan
SuaraJogja.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan untuk melanjutkan dan memperluas program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh Indonesia di tengah maraknya kasus keracunan makanan massal di sejumlah daerah.
Di Yogyakarta, bahkan hampir 500 siswa mengalami keracunan MBG pekan ini di SMAN 1 Jogja dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Karenanya Dinas Kesehatan (dinkes) DIY bersama kabupaten/kota pun mempercepat pelatihan bagi para penjamah makanan dan pengelola dapur sekolah agar tragedi serupa tak terulang.
Hingga 19 Oktober 2025, capaian pelatihan baru mencapai 80 persen dari total target di lima kabupaten/kota.
Baca Juga:Santap MBG, Puluhan Siswa SMA Muhammadiyah 7 Jogja Keracunan, Operasional SPPG Wirobrajan Dihentikan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DIY, Akhmad Akhadi di Yogyakarta, Senin (20/10/2025) menyebut pelatihan tersebut menjadi bagian dari upaya sistematis untuk memperkuat standar keamanan pangan.
Selain itu memastikan mutu gizi sesuai dengan panduan nasional program MBG.
"Sudah dilakukan. Tugas Dinas Kesehatan Provinsi itu sifatnya memobilisasi dan mengoordinasikan. Kami tidak punya tenaga teknis langsung di lapangan, tapi kami mengarahkan agar pelatihan itu dilakukan di wilayah kabupaten atau kota," paparnya.
Menurut Akhmad, pelatihan diselenggarakan melalui dua metode utama, yakni tatap muka dan (Learning Management System (LMS) atau pembelajaran daring .
Kedua metode itu dinilai efektif, namun pelatihan langsung tetap dianggap paling optimal karena melibatkan praktik higienis di dapur.
Baca Juga:Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
"Untuk LMS, para penjamah makanan bisa mengikuti secara mandiri dengan pendampingan petugas puskesmas. Tapi menurut teman-teman puskesmas, pelatihan tatap muka masih paling efektif," jelasnya.
Berdasarkan data Dinkes DIY per 19 Oktober 2025, Kabupaten Sleman mencatat peserta pelatihan sebanyak 2.683 orang yang sudah dilatih dan 757 orang belum.
Disusul Bantul dengan 1.884 orang sudah terlatih, Gunungkidul 1.504 orang, Kota Yogyakarta yang sudah terlatih 599 orang dan Kulon Progo 1.118 orang yang suda dilatih dan yang belum dilatih 30 orang.
"Jumlah SPPG terus bertambah, sehingga pelatihan masih berjalan. Kami ingin semua dapur MBG benar-benar siap secara higienis," tandasnya.
Ia menambahkan, pengawasan di lapangan akan diperketat.
Sebab yang paling penting adalah implementasi dari hasil pelatihan.