Jangan Sampai Hilang! Sleman Digitalisasi Naskah Kuno: Selamatkan Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang

Sleman memiliki banyak naskah kuno yang tak dipahami masyarakat. Pemkab Sleman digitalisasi naskah dengan ahli filologi Keraton agar dapat diakses dan lestarikan budaya.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:05 WIB
Jangan Sampai Hilang! Sleman Digitalisasi Naskah Kuno: Selamatkan Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
Ilustrasi [shutterstock/Preto Perola]
Baca 10 detik
  • Naskah sejarah kuno di Sleman dimiliki banyak oleh warga
  • Meski dimiliki warga, namun naskah kuno ini tak tersampaikan, padahal memiliki nilai sejarah
  • Kendalanya adalah bahasa yang tak dimengerti oleh masyarakat saat ini

SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman ternyata menyimpan banyak naskah kuno yang berharga.

Tak sedikit masyarakat yang mewarisi lembaran tua itu tanpa benar-benar memahami isinya.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi.

Ia bilang naskah kuno yang beredar di Bumi Sembada biasanya diwariskan turun-temurun dan disalin secara manual oleh masyarakat pada masa lampau.

"Jadi ada di Sleman ada beberapa orang yang memiliki naskah kuno, kalau sekarang bisa dicopy diperbanyakan, kalau dulu tulisan masih Jawa kuno, kemudian diperbanyak oleh orang lain, dari serat satu ke yang lain," kata Shavitri, dikutip, Selasa (21/10/2025).

Namun, sebagian besar pemilik naskah kuno itu tidak mengetahui apakah dokumen tersebut memiliki nilai sejarah atau tidak.

"Mereka tidak tahu harus diapakan, apakah memiliki nilai sejarah. Itu kemudian yang minta kepada kami untuk mengalihmediakan," imbuhnya.

Menariknya, Shavitri mengungkap ada fenomena unik di tengah masyarakat bahkan instansi yang enggan membuka naskah kuno karena takut.

Pasalnya diyakini memiliki kekuatan sakral dan semacamnya.

"Ada cerita ketakutan untuk membuka naskah kuno. Jadi sebenarnya bukan sakral atau mistis tapi karena memahami isinya tidak bisa," ucapnya.

Dia mengatakan pihaknya telah melakukan upaya pengalihmediaan terhadap naskah-naskah kuno milik masyarakat maupun instansi tersebut.

"Kami juga telah pengalihmediaan, untuk naskah-naskah kuno. Jadi ternyata di Sleman banyak masyarakat yang memiliki naskah kuno yang ini memiliki nilai pengetahuan, tapi generasi kita tidak bisa membacanya," tuturnya.

Disampaikan Shavitri, naskah-naskah tersebut sebagian besar ditulis dalam aksara yang sulit dipahami masyarakat masa kini.

Sehingga tak sedikit yang tidak mengerti makna maupun arti dari naskah kuno itu.

"Karena naskah kuno itu ada yang ditulis huruf Jawa kuno atau huruf Arab tapi bacaan Jawa kuno atau bahasa Jawa," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak