Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?

Distribusi sapi terhambat kurangnya kapal ternak (hanya 6 unit). Ini sebabkan disparitas harga tinggi, susut bobot, dan kerugian peternak.

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 25 Oktober 2025 | 19:50 WIB
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
Ilustrasi sapi. [Suara.com]
Baca 10 detik
  • Pemerataan dan distribusi sapi potong di Indonesia mengalami kenadala
  • Indonesia hanya memiliki 6 unit kapal yang mengirim dan mengantar sapi tersebut
  • Bahkan dalam pengiriman tersebut, ada penyusutan bobot sapi karena kondisi kapal

Kapal ini dirancang khusus untuk mengangkut sapi antarpulau.

Dengan spesifikasi panjang sekitar 69,78 meter, lebar sekitar 13,6 meter dan kapasitas ruang muat 150 ton.

Setiap perjalanan kapal ini dapat mengangkut hingga sekitar 550 ekor sapi hidup.

"Keberadaa kapal ternak membawa keuntungan nyata karena bisa mengurangi tingkat susut bobot ternak menjadi rata-rata sekitar 6,27 persen dibanding moda yang tidak khusus," paparnya.

Baca Juga:Siswa di Tiga Sekolah Sleman Dibawa ke Puskesmas usai Diduga Keracunan MBG, Satu Dirujuk ke RSA UGM

Dia menambahkan, bukan hanya perlu penambahan kapal, tapi juga penambahan rute tetap antarpulau.

Meski demikian, kapasitas angkut armada ini secara agregat belum cukup untuk menjangkau seluruh kebutuhan distribusi ternak di negeri kepulauan ini.

Idealnya, semua pengangkutan ternak seharusnya menggunakan kapal ternak. Dengan demikian bisa memastikan setiap perjalanan ternak, melalui moda apa pun dan menerapkan standar kesejahteraan hewan .

"Tetapi karena kita belum bisa sepenuhnya, kapal kargo tetap bisa digunakan asalkan menerapkan prinsip kesejahteraan hewan. Jika tidak, maka kerugian bobot dan nilai jual ternak tetap akan memicu ketimpangan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga:Proyek Strategis Nasional (PSN) Untungkan Siapa? Jeritan Petani, Perempuan, dan Masyarakat Adat yang Terpinggirkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak