- Angka stunting di Kota Jogja menurun di tahun 2025 ini
- Pencegahan dini menjadi salah satu upaya Pemkot Jogja untuk menekan kasus
- Jogja merupakan kota dengan kasus stunting terkecil di DIY
SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menekan angka stunting balita, kondisi gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang sejak usia dini melalui berbagai program pencegahan stunting baru.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Kota Yogyakarta saat ini telah menurun menjadi 10,49 persen.
"Fokus utama kami adalah mencegah munculnya kasus stunting baru agar angka ini terus menurun," ujar Hasto dikutip Minggu (26/10/2025).
Menurut Hasto, langkah pencegahan jauh lebih efektif dibanding penanganan setelah stunting terjadi.
Baca Juga:Yogyakarta Tak Lagi Primadona: Peminat Kuliah di PTS Anjlok Drastis
"Jika pencegahan dilakukan sejak awal, keberhasilannya bisa mencapai 70 persen. Namun bila anak sudah mengalami stunting, keberhasilannya hanya sekitar 20 persen," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pencegahan stunting perlu dimulai sejak fase pranikah dengan memperhatikan prakonsepsi dan pemenuhan nutrisi seimbang, terutama bagi ibu hamil dan anak di atas dua tahun.
Salah satu contoh sederhana adalah dengan memastikan anak rutin minum susu dan mendapatkan asupan gizi penting lainnya.
Berdasarkan data nasional tahun 2024, angka stunting di Kota Yogyakarta mencapai 14,8 persen, dan hasil penimbangan lokal tahun 2025 menunjukkan penurunan signifikan menjadi 9,7 persen.
"Alhamdulillah, angka kita paling rendah di DIY. Harapannya survei nasional berikutnya bisa mendekati angka lokal kita, bahkan bisa satu digit," ungkap Hasto dengan optimis.
Baca Juga:Setelah 13 Tahun 'Mangkrak': 2 Kereta Kuda Keraton Yogyakarta Kembali 'Miyos'