Soeharto Bukan Pahlawan, Ia Penjahat Kemanusiaan Suara Lantang Jogja Memanggil Tolak Keputusan Istana

Prabowo anugerahkan pahlawan nasional pada 10 tokoh, termasuk Soeharto, picu kritik keras. Aktivis Jogja Memanggil & politisi DIY nilai Soeharto bukan pahlawan.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 10 November 2025 | 16:36 WIB
Soeharto Bukan Pahlawan, Ia Penjahat Kemanusiaan Suara Lantang Jogja Memanggil Tolak Keputusan Istana
Puluhan massa Jogja Memanggil berunjukrasa menolak penganugerahan Pahlawan Nasional Soeharto di Yogyakarta, Senin (10/11/2025). [Kontributor/Putu]
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada sepuluh tokoh di Istana Negara Jakarta pada Senin, 10 November 2025.
  • Pemberian gelar kepada Presiden Kedua RI, Soeharto, memicu kritik keras karena dinilai mengabaikan pelanggaran HAM dan pembunuhan demokrasi Orde Baru.
  • Aktivis dan tokoh politik menegaskan bahwa Soeharto seharusnya tidak dinobatkan sebagai pahlawan karena warisan rezimnya berupa kejahatan kemanusiaan dan ketimpangan ekonomi.

SuaraJogja.id - Presiden Prabowo Subianto baru saja menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin (10/11/2025).

Salah satu tokoh yang kontroversial memperoleh gelar ini adalah Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Penganugerahan gelar tersebut pun banyak mendapat kritik dari sejumlah pihak.

Sebab, keputusan Prabowo itu dinilai tidak pantas karena Soeharto membawa masa kelam bagi bangsa ini sebelum reformasi.

Baca Juga:Gelar Pahlawan Soeharto: UGM Peringatkan Bahaya Penulisan Ulang Sejarah & Pemulihan Citra Orde Baru

Sebut saja puluhan anggota Jogja Memanggil yang melakukan aksi unjukrasa di Yogyakarta, Senin Siang.

Mereka menegaskan Soeharto tidak pantas dinobatkan sebagai pahlawan bangsa.

Juru Bicara Jogja Memanggil, Bung Koes dalam pernyataan sikapnya menyatakan rezim Orde Baru di bawah Soeharto merupakan masa kelam yang menandai pembunuhan terhadap demokrasi.

Bahkan pelanggaran hak asasi manusia, dan pengkhianatan terhadap cita-cita kemerdekaan terjadi.

"Soeharto bukan pahlawan, ia penjahat kemanusiaan. Rezimnya dibangun di atas darah dan kebohongan. Dari pembantaian massal 1965-1966, Talangsari, hingga penculikan aktivis 1990-an, semua menjadi bukti bahwa kekuasaan Soeharto adalah mesin pembunuh rakyat," ungkapnya.

Baca Juga:Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo: Semoga Diberi Kekuatan dan Kesehatan Pimpin Negara

Dia menyebut, mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional sama saja dengan menghapus ingatan kolektif bangsa terhadap penderitaan yang ditimbulkan oleh rezim Orde Baru.

Mestinya bangsa ini tidak boleh menormalisasi kejahatan sejarah.

Karenanya mengangkat Soeharto sebagai pahlawan berarti mengkhianati para korban.

Pemerintah pun dinilai menertawakan perjuangan reformasi yang telah mengorbankan ribuan nyawa rakyat dan mahasiswa.

Apalagi warisan Soeharto bukan hanya kekerasan politik. Namun juga korupsi yang dilembagakan melalui yayasan-yayasan seperti Supersemar dan Dharmais.

Bahkan rezimnya menumbuhkan ketimpangan ekonomi dan sistem politik yang menindas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak