Tikam Samurai Siap Difilmkan: Epik Minangkabau yang Menantang Industri Layar Lebar

Novel epik Minangkabau 'Tikam Samurai' diangkat ke layar lebar oleh Bushi Bros Films. Film aksi-drama ini bertujuan perkenalkan budaya Minang ke dunia

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 01 Desember 2025 | 09:02 WIB
Tikam Samurai Siap Difilmkan: Epik Minangkabau yang Menantang Industri Layar Lebar
Pengumuman kerja sama produksi film 'Tikam Samurai di JAFF Market 2025. (Dok: Istimewa).
Baca 10 detik
  • Proyek film ambisius diadaptasi dari novel epik Minangkabau 'Tikam Samurai' karya Makmur Hendrik.
  • Kisah Si Bungsu ini akan dikembangkan menjadi film aksi-drama dengan visi produksi berskala internasional.
  • Pengembangan IP ini meluas ke animasi, komik, dan gim sebagai strategi penguatan warisan budaya Minang.

SuaraJogja.id - Industri film Indonesia bersiap menyambut sebuah proyek ambisius yang berangkat dari salah satu karya epik Minangkabau paling berpengaruh. 

Adalah 'Tikam Samurai', novel berseri 10 jilid karya Makmur Hendrik, kini resmi bergerak menuju layar lebar dengan visi produksi bertaraf internasional. 

Kisah legendaris tentang Si Bungsu, yang merupakan seorang pemuda Minang dalam menempuh jalan panjang demi menuntut keadilan itu mulai disiapkan sebagai sebuah film aksi-drama dengan potensi sinematik yang kuat.

Novel yang pertama kali terbit sebagai cerita bersambung di Harian Singgalang pada era 1970-an ini memiliki ruang visual yang luas. 

Baca Juga:Terinspirasi Kisah Nyata! Film Horor 'Dasim' Bongkar Cara Jin Dasim Hancurkan Rumah Tangga

Termasuk dalam mengeksplorasi lanskap Sumatera Barat pada masa pendudukan Jepang, konflik batin dan kehormatan, hingga perjalanan seorang tokoh muda yang membawa sebilah katana sebagai simbol luka sekaligus daya hidup. 

Cornelio Sunny dari Bushi Bros Films, rumah produksi yang akan mengembangkan proyek ini, melihat kekuatan utama 'Tikam Samurai' justru pada kedalaman emosinya. 

"Tikam Samurai bukan hanya kisah tentang balas dendam, tetapi tentang kehormatan, identitas, dan keberanian menjaga martabat. Cerita ini sangat kuat secara emosional dan visual, dengan potensi sinematik luar biasa," kata Sunny.

Belum lagi tentang nilai-nilai lokal Minangkabau, tema universal, serta kesadaran sejarah menjadi fondasi yang membuat kisah ini relevan bagi penonton internasional. 

"Kami merasa terhormat mengembangkannya sebagai film berskala global dan memperkenalkan warisan budaya Minang kepada dunia," imbuhnya.

Baca Juga:Refleksi Film Jumbo, Psikolog Tekankan Pentingnya Kehadiran Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak

Sejak 2022, PT Semesta Tikam Samurai telah mengembangkan semesta ceritanya sebagai Intellectual Property (IP) lintas medium. Tidak hanya film, kisah Si Bungsu juga disiapkan dalam format animasi, komik, gim, dan sejumlah platform hiburan lain.

Hal itu sebagai strategi penguatan IP lokal yang mampu bersaing secara global. Upaya ini melibatkan sejumlah tokoh yang mendorong lahirnya IP Indonesia berkelas dunia, termasuk Makmur Hendrik, Erik Hidayat, Josua Simanjuntak, dan Nayaka Untara.

Bagi Erik Hidayat, Co-Founder PT Semesta Tikam Samurai, adaptasi layar lebar ini adalah puncak dari perjalanan panjang. 

"Kami percaya sinergi antara kreator, pelaku industri, dan dukungan pemerintah akan menjadi katalis lahirnya Intellectual Property Indonesia berkelas dunia," ujar Erik.

Erik bilang produksi film ini tentu sebagai ikhtiar untuk mengenalkan budaya Minangkabau ke dunia luas.

"Ini bukan sekadar produksi film, ini adalah ikhtiar budaya. From Minang to the World," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak