Urban Farming dan UMKM Jadi Penopang Rantai Pasok Makan Bergizi Gratis

Libatkan masyarakat & UMKM untuk pasokan bahan baku Program MBG. Urban farming & koordinasi Pemda penting atasi kelangkaan & harga naik.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 Desember 2025 | 09:40 WIB
Urban Farming dan UMKM Jadi Penopang Rantai Pasok Makan Bergizi Gratis
Forum lintas sektor “Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Program MBG Melalui Supply Rantai Pasok Lintas Sektor” di Serpong, Banten. [Dok BGN]
Baca 10 detik
  • BGN mendorong pelibatan masyarakat melalui urban farming guna menjaga stabilitas pasokan bahan baku Program MBG.
  • Pemerintah Daerah perlu mengoordinasikan potensi desa untuk spesialisasi produksi penyangga kebutuhan dapur MBG nasional.
  • Forum lintas sektor di Serpong mempertemukan pemangku kepentingan untuk memperkuat rantai pasok dan peluang UMKM.

SuaraJogja.id - Salah satu cara meningkatkan pasokan bahan baku program Makan Bergizi Gratis (MBG), adalah dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pengadaan bahan baku.

“Pelibatan masyarakat akan membantu pasokan bahan baku, seiring meningkatnya jumlah SPPG (Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi),” kata Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sony Sonjaya saat membuka forum lintas sektor “Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Program MBG Melalui Supply Rantai Pasok Lintas Sektor” di Serpong, Banten dikutip pada Selasa 2 Desember 2025.

Saat ini lebih dari 15 ribu dapur BGN telah didirikan di seluruh penjuru tanah air, sementara peningkatan permintaan beberapa komoditas seperti sayur, telur dan buah-buahan mulai dirasakan di beberapa daerah.

Hal ini ternyata menimbulkan kelangkaan barang dan juga kenaikan harga. Untuk itu, diperlukan keterlibatan masyarakat untuk menjaga kestabilan pasokan pangan dengan berkebun dan berternak di halaman rumah.

Baca Juga:Perselisihan Internal Bikin SPPG Mandek, BGN Minta Pengelola Perkuat Kerja Sama

“Urban farming atau bercocok tanam di halaman rumah bisa menjadi bagian dari solusi, agar daerah tidak terlalu bergantung pada rantai distribusi yang panjang,” ujar perwira tinggi polisi bintang dua dalam forum lintas sektor yang mempertemukan para relawan SPPG, UMKM, perangkat wilayah, serta dinas teknis itu.

Menurut Sony, langkah ini akan lebih efektif jika diarahkan oleh Pemerintah Daerah.

“Pemda dapat mengoordinasikan produksi sesuai potensi desa. Misalnya satu desa fokus menanam wortel, desa lain menanam pisang, dan desa berikutnya beternak ayam petelur atau pedaging. Dengan pola seperti ini, daerah memiliki penyangga bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dapur MBG yang terus meningkat,” ujarnya.

Hampir 200 pelaku UMKM menyambut gembira acara lintas sektor yang memperluas usaha mereka itu.

Rini Damayanti, Ketua DPC HIPMIKIMDO (Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia) Kota Serang, menilai banyak manfaat yang diperoleh dalam forum ini.

Baca Juga:Kelangkaan Bahan dan Listrik Padam, Operasional SPPG di Aceh Manfaatkan Briket Batu Bara

“Sebagai pengusaha UMKM, kegiatan ini adalah kesempatan yang sangat besar dan berharga bagi kami untuk menaikkan level UMKM (semakin dihargai),” ujarnya.

Rini juga menyampaikan bahwa ia kini tengah menyiapkan proposal untuk diajukan kepada sejumlah dapur MBG di wilayah Banten.

“Kami sangat berminat menjadi supplier dapur MBG karena dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas produksi kami sehingga memperbaiki taraf hidup,” kata dia.

Menurut juru bicara BGN Dian Fatwa, kegiatan lintas sektor adalah langkah awal yang penting dalam memperkuat rantai pasok lokal.

“Forum ini menegaskan perlunya kolaborasi erat antara masyarakat, pelaku UMKM, dan pemerintah daerah guna memastikan keberlanjutan pasokan pangan bergizi dalam Program MBG,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Daerah Provinsi Banten, Komarudin sudah melihat hasil nyata program MBG khususnya bagi keluarga miskin karena mengurangi beban pengeluaran belanja termasuk penyerapan tenaga kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak