Sebelumnya Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Wahid sempat membicarakan soal kemungkinan membuat tempat pembuangan sampah baru di wilayah Selopamioro.
Ia tidak menyebut teknologinya, tetapi saat itu ia menyatakan bahwa tempat sampah yang akan diterapkan di Selopamioro bukan hanya sekedar pembuangan, juga dilengkapi dengan sejumlah peralatan sehingga sampah bisa dimanfaatkan kembali.
Namun rencana tersebut kemungkinan tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat karena beberapa alasan, salah satunya soal tata ruang. Ia menjelaskan dalam Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Bantul tidak ada wilayah yang diperuntukkan tempat pembuangan akhir sampah kecuali Piyungan dan sekitarnya.
Kepala DLH Kota Jogja, Suyana, mengatakan meski TPST Piyungan sudah bisa digunakan, tidak serta merta semua sampah yang menumpuk di Jogja langsung bisa diangkut.
Ia mengatakan perlu waktu untuk mengembalikan sirkulasi sampah di Kota Jogja menjadi seperti semula, karena panjangnya antrean truk di TPST. "Selama ini ngantre di sana [TPST] bisa empat sampai lima jam [untuk satu truk]," ungkap Suyana kepada wartawan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jogja.
Suyana menambahkan saat ini truk DLH Jogja yang berjumlah 40 unit dalam kondisi penuh sampah. Truk-truk tersebut diberangkatkan terlebih dahulu ke TPST, setelah itu baru mengambil sampah di TPS. Untuk proses ini, Suyana memperkirakan baru akan selesai dalam waktu satu pekan.
Dalam pengambilan ini, diprioritaskan TPS yang berada di wilayah wisata, seperti daerah Kraton, Malioboro dan sekitarnya. Baru setelah itu mengambil di gerobak yang telah penuh juga. Untuk selanjutnya gerobak-gerobak itu mengambil sampah di kompleks perumahan.
"Masih kami semprot [disinfektan], setiap hari, sehari sekali," kata Suyana.
Suyana mengimbau agar masyarakat dan juga pemerintah membuat upaya jangka panjang untuk menanggulangi overload sampah di TPST Piyungan. "Jika kondisi tidak ada yang berubah, saya khawatir akan terjadi lagi pentutupan-penutupan dengan durasi yang lebih lama."
Baca Juga: Khilaf Bikin Mata Agus Buta, Diah: Istri Mana yang Rela Suami Direbut Orang
Terpisah, DLH Gunungkidul mendata selama dua hari terakhir ada truk pengangkut sampah dari luar Gunungkidul yang berusaha membuang sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Namun armada pengangkut sampah tersebut ditolak masuk karena tidak ada kerja sama terkait dengan pembuangan.
Kepala DLH Gunungkidul, Agus Priyanto, mengatakan jajarannya mencatat ada lima truk dari luar Gunungkidul yang berniat membuang sampah di TPAS Wukirsari. Diduga hal ini dilakukan karena adanya penutupan TPST Piyungan, Bantul.
Agus menolak truk-truk itu untuk membuang sampah di Wukirsari. “Kami tolak dan menyuruh sopir untuk kembali. Rencananya pembuangan dimulai pada Kamis [28/3/2019], ada dua truk dan pagi ini [kemarin] ada tiga truk lagi yang akan membuang,” kata Agus.
Dia menjelaskan alasan penolakan truk sampah dari luar daerah untuk membuang sampah di Wukirsari karena TPAS Wukirsari dikhususkan untuk pengelolaan sampah di internal masyarakat Gunungkidul.
Selain itu, hingga saat ini tidak ada kesepakatan bersama berkaitan dengan kerja sama pembuangan sampah dari luar daerah. “Belum sempat dibuang, karena keburu ketahuan maka kami sarankan untuk kembali ke daerah masing-masing,” katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Masalah Sampah Yogyakarta Sudah Sangat Serius
-
Ombudsman Sebut Pemda DIY Kurang Perhatikan Masalah Sampah
-
Akibat Proyek Bandara NYIA, Potensi Budi Daya Udang Ratusan Ton Hilang
-
Bandara New Yogyakarta International Airport Beroperasi Akhir 2019
-
Menhub Klaim Bandara NYIA Tahan Gempa 8,8 SR dan Tsunami Setinggi 12 Meter
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Ini Alasan Warga Pembuat Mural One Piece di Semanggi, Suka Menggambar dan Diminta Buat
-
Pembuktian Justin Hubner dan Pelampiasan Dean James, Dua Bek Timnas Indonesia Bentrok di Eredivise
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, Pemerintah Jadi Mesin Utama Pendorong Pertumbuhan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Senjata Rahasia Garuda di Jeddah?
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo