Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 11 Oktober 2019 | 09:35 WIB
Ketua BEM UGM Atiatul Muqtadir - (Instagram/@fathuurr)

2. Dalam pertemuan tersebut Takmir Maskam dipaksa untuk membatalkan acara Kuliah Umum UAS dengan alasan ada tekanan dari luar.

3. Takmir menolak permintaan tersebut karena forum adalah kajian yang bersifat akademik.

4. Apapun penjelasan takmir ditolak rektorat sehingga deadlock.

5. Dengan dalih Rektor UGM adalah pejabat tertinggi di UGM maka ditegaskan rektorat tidak mengizinkan UAS di acara tersebut dengan berbagai alasan, termasuk menyatakan bahwa Sultan HB X juga tidak menyetujui kehadiran UAS di Masjid UGM.

Baca Juga: Meski Dilarang Keraton, Acara Muslim United Tetap Digelar di Masjid Kauman

6. Karena Takmir Maskam UGM tidak mau membatalkan acara tersebut, maka Rektorat UGM akan bersurat kepada UAS tentang pembatalan tersebut.

7. Takmir meminta agar surat resmi pembatalan ke UAS tersebut ditembuskan kepada Takmir sebagai bukti tanggung jawab Takmir kepada jemaah.

8. Demikian penjelasan kami agar dimaklumi bahwa Takmir telah mengundang UAS dalam acara tersebut tetapi Rektorat UGM membatalkannya."

Sebelumnya diberitakan, Keraton Yogyakarta tidak mengizinkan Muslim United, termasuk UAS, untuk memakai Masjid Gedhe Kauman sebagai lokasi ceramah, hingga kemudian beredar surat undangan dari masjid UGM untuk UAS. Namun, UGM ternyata juga menolak masjid miliknya digunakan oleh UAS untuk memberikan kuliah.

"Berkaitan acara yang rencananya diselenggarakan tanggal 12 Oktober 2019, maka pimpinan universitas meminta agar acara tersebut dibatalkan," ujar Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani, Rabu (9/10/2019).

Baca Juga: Dilarang Keraton Yogyakarta, Muslim United Klaim Acaranya Dapat Izin Polisi

Menurut Iva, pelarangan tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM, sementara kegiatan yang menampilkan UAS sebagai pembicara dimungkinkan tidak selaras dengan jati diri UGM.

Load More