SuaraJogja.id - Buat generasi 90-an, sepertinya belum begitu saja lupa dengan Senam Kesehatan Jasmani (SKJ). Terlebih setelah para kaum ibu atau emak-emak di Sleman, Yogyakarta mengenalkan kembali senam jadoel ini kepada generasi kekinian, di sebuah mall, Minggu (13/10/2019) pagi.
Suara musik rancak membahana di sebuah taman indoor Sleman City Hall, salah satu mall di kawasan Denggung, Tridadi, Sleman.
Sejumlah emak-emak berderet rapi berbaris bergerak seirama. Pakaian senam mereka berwarna-warni dengan pulasan rias senada gaya busana. Sebuah pemandangan tak biasa di pagi hari, apalagi di mall yang identik sebagai tempat belanja dan nongkrong-nongkrong ceria.
Belakangan diketahui, mereka ikut menjadi peserta lomba SKJ. Senam yang menjadi senam massal wajib bagi warga Indonesia di masa lampau.
Sejak dikenal pada 1980 dengan gerakan yang khas, senam ini terus dimodifikasi. Sempat hilang tak terdengar gaungnya, kini Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman ingin mengenalkan kembali pada generasi sekarang.
Nyatanya, senam ini mengena pula bagi pesertanya. Sebut saja Ari Ambar, seorang ibu dari Kecamatan Mlati. Mewakili kecamatannya tercinta, Ari maju menjadi salah seorang peserta. Bukan hanya supaya sehat, melainkan juga mendukung kegiatan yang diselenggarakan Perwosi Sleman.
"Sempat lupa sama gerakannya. Tapi akhirnya bisa, setelah kami sering latihan. Jadi nostalgia masa kecil juga nih," ungkapnya.
Menurut Ari, senam SKJ ini direkomendasikan untuk menjadi senam rutin keseharian masyarakat. Karena seluruh otot digerakkan dalam senam ini.
"Dari atas sampai bawah, semua otot dipakai," ujar Ari yang juga merupakan guru senam itu sembari tertawa kecil.
Baca Juga: Pisah Ranjang dengan Suami, Guru Senam Buang Jasad Bayinya di Tempat Sampah
Ia ingin, SKJ ini dikenal oleh generasi masa kini. Karena manfaat yang didapat tak kalah dengan senam-senam modern yang sekarang ada.
Sri Handayani, peserta dari Kecamatan Cangkringan mengatakan, ikut lomba SKJ ini membuat ia terkenang dengan masa kecil.
"Jadi ingat waktu masih SD (sekolah dasar)," kata Sri, sambil tersipu-sipu.
Sri yang hobi senam ini mengaku, sewaktu awal latihan SKJ bersama timnya, ada kesulitan yang dirasakan. Bahkan gerakan SKJ ini lebih sukar ketimbang aerobik. Karena harus berganti gerakan dengan sangat cepat namun akurasi tinggi, tidak asal bergerak atau sikap khusus. Latihan bersama tim, memakan waktu sekitar satu bulan.
"Gerakannya baku dan harus konsentrasi, karena bergerak bersama tapi harus kompak semua," katanya.
Ketua Perwosi Sleman, Kustini Purnomo menjelaskan, SKJ 2018 merupakan salah satu jenis senam jadoel yang harus dikenalkan kembali ke tengah masyarakat. Utamanya untuk membangun kebiasaan baik agar badan sehat dan bugar.
Berita Terkait
-
Tinggal Satu Hari, Ini 5 Spot Seru nan Instagenic di Land of Leisures 2019
-
Land of Leisures 2019, Alun-alun Ambarrukmo Jadi Surga Pecinta Kuliner
-
Dorong Anak Muda Jogja Investasi, DJPPR Kenalkan SBN Ritel
-
Diminati Teman Tuli, DJPPR Sediakan Interpreter di InFest 2019 Jogja
-
InFest 2019, DJPPR Ajak Anak Muda Yogyakarta Melek Risiko Keuangan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- 5 Rekomendasi Bedak Padat yang Tahan Lama dan Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
Prabowo Ungkap Keanehan Saat Jadi Presiden: Minyak Goreng Langka, Hingga Tingginya Harga Pangan
-
Jelang Pidato Prabowo, Harga Emas Antam Merosot Jadi Rp 1.909.000 per Gram
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Core Indonesia: 80 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Resah soal Kondisi Ekonomi
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
Terkini
-
Kemarau Panjang: Warga Bantul Diimbau Hemat Air di Tengah Krisis Kekeringan
-
Skandal Kakao Fiktif: Direktur UGM Dinonaktifkan, Nasibnya di Ujung Tanduk
-
Makan Bergizi Gratis di Sleman Malah Bikin Celaka? Pengobatan Siswa Keracunan Ditanggung Pemkab
-
BRI Peduli Tingkatkan Literasi Anak Negeri di SD Negeri (SDN) 1 Malaka Pada Momen HUT RI
-
Honda Jazz Hantam Motor di Bugisan: 2 Nyawa Melayang! Pengemudi Belum Jadi Tersangka, Kenapa?