Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 13 Oktober 2019 | 10:45 WIB
Emak-emak di Sleman ikut lomba SKJ Jadoel, Minggu (13/10/2019). (Suara.com/Uli Febriarni)

Sri Handayani, peserta dari Kecamatan Cangkringan mengatakan, ikut lomba SKJ ini membuat ia terkenang dengan masa kecil.

"Jadi ingat waktu masih SD (sekolah dasar)," kata Sri, sambil tersipu-sipu.

Sri yang hobi senam ini mengaku, sewaktu awal latihan SKJ bersama timnya, ada kesulitan yang dirasakan. Bahkan gerakan SKJ ini lebih sukar ketimbang aerobik. Karena harus berganti gerakan dengan sangat cepat namun akurasi tinggi, tidak asal bergerak atau sikap khusus. Latihan bersama tim, memakan waktu sekitar satu bulan.

"Gerakannya baku dan harus konsentrasi, karena bergerak bersama tapi harus kompak semua," katanya.

Baca Juga: Pisah Ranjang dengan Suami, Guru Senam Buang Jasad Bayinya di Tempat Sampah

Ketua Perwosi Sleman, Kustini Purnomo menjelaskan, SKJ 2018 merupakan salah satu jenis senam jadoel yang harus dikenalkan kembali ke tengah masyarakat. Utamanya untuk membangun kebiasaan baik agar badan sehat dan bugar.

"Menjadi kebanggaan bagi kami, melihat kepedulian masyarakat atas senam ini," ujarnya, dalam lomba yang diikuti perwakilan dari 17 kecamatan itu.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More