Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 13 Oktober 2019 | 10:45 WIB
Emak-emak di Sleman ikut lomba SKJ Jadoel, Minggu (13/10/2019). (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Buat generasi 90-an, sepertinya belum begitu saja lupa dengan Senam Kesehatan Jasmani (SKJ). Terlebih setelah para kaum ibu atau emak-emak di Sleman, Yogyakarta mengenalkan kembali senam jadoel ini kepada generasi kekinian, di sebuah mall, Minggu (13/10/2019) pagi.

Suara musik rancak membahana di sebuah taman indoor Sleman City Hall, salah satu mall di kawasan Denggung, Tridadi, Sleman.

Sejumlah emak-emak berderet rapi berbaris bergerak seirama. Pakaian senam mereka berwarna-warni dengan pulasan rias senada gaya busana. Sebuah pemandangan tak biasa di pagi hari, apalagi di mall yang identik sebagai tempat belanja dan nongkrong-nongkrong ceria.

Belakangan diketahui, mereka ikut menjadi peserta lomba SKJ. Senam yang menjadi senam massal wajib bagi warga Indonesia di masa lampau.

Baca Juga: Pisah Ranjang dengan Suami, Guru Senam Buang Jasad Bayinya di Tempat Sampah

Sejak dikenal pada 1980 dengan gerakan yang khas, senam ini terus dimodifikasi. Sempat hilang tak terdengar gaungnya, kini Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman ingin mengenalkan kembali pada generasi sekarang.

Nyatanya, senam ini mengena pula bagi pesertanya. Sebut saja Ari Ambar, seorang ibu dari Kecamatan Mlati. Mewakili kecamatannya tercinta, Ari maju menjadi salah seorang peserta. Bukan hanya supaya sehat, melainkan juga mendukung kegiatan yang diselenggarakan Perwosi Sleman.

"Sempat lupa sama gerakannya. Tapi akhirnya bisa, setelah kami sering latihan. Jadi nostalgia masa kecil juga nih," ungkapnya.

Menurut Ari, senam SKJ ini direkomendasikan untuk menjadi senam rutin keseharian masyarakat. Karena seluruh otot digerakkan dalam senam ini.

"Dari atas sampai bawah, semua otot dipakai," ujar Ari yang juga merupakan guru senam itu sembari tertawa kecil.

Baca Juga: Kiat Senam Mudah untuk Anak Agar Tubuhnya Semakin Bugar

Ia ingin, SKJ ini dikenal oleh generasi masa kini. Karena manfaat yang didapat tak kalah dengan senam-senam modern yang sekarang ada.

Sri Handayani, peserta dari Kecamatan Cangkringan mengatakan, ikut lomba SKJ ini membuat ia terkenang dengan masa kecil.

"Jadi ingat waktu masih SD (sekolah dasar)," kata Sri, sambil tersipu-sipu.

Sri yang hobi senam ini mengaku, sewaktu awal latihan SKJ bersama timnya, ada kesulitan yang dirasakan. Bahkan gerakan SKJ ini lebih sukar ketimbang aerobik. Karena harus berganti gerakan dengan sangat cepat namun akurasi tinggi, tidak asal bergerak atau sikap khusus. Latihan bersama tim, memakan waktu sekitar satu bulan.

"Gerakannya baku dan harus konsentrasi, karena bergerak bersama tapi harus kompak semua," katanya.

Ketua Perwosi Sleman, Kustini Purnomo menjelaskan, SKJ 2018 merupakan salah satu jenis senam jadoel yang harus dikenalkan kembali ke tengah masyarakat. Utamanya untuk membangun kebiasaan baik agar badan sehat dan bugar.

"Menjadi kebanggaan bagi kami, melihat kepedulian masyarakat atas senam ini," ujarnya, dalam lomba yang diikuti perwakilan dari 17 kecamatan itu.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More