Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 16 November 2019 | 16:17 WIB
Ilustrasi EWS yang terpasang di samping Sungai Gendol, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman. - (Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan)

SuaraJogja.id - DI Yogyakarta tak lama lagi akan memasuki musim hujan. Warga pun disarankan untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi, yang dipicu curah hujan yang tinggi, salah satunya tanah longsor.

Namun, persiapan mengantisipasi bencana selama musim hujan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman justru diusik oleh orang tak bertanggung jawab.

HarianJogja.com melansir, satu peranti deteksi dini longsor atau early warning system (EWS) di sana hilang dicuri orang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan, dari tiga unit yang dipasang BPBD Sleman, satu di antaranya hilang.

Baca Juga: Gandeng Traveloka, PGL Launching Pemasaran Ratnamaya Tahap 2

"Total [EWS tanah longsor] yang kami pasang ada tiga, satu unit hilang dicuri orang. Kalau yang dipasang BPBD DIY ada 30 unit," ungkap Makwan, Jumat (15/11/2019).

Padahal, keberadaan EWS atau ekstensometer itu terbilang vital untuk meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi.

Dengan EWS, pergerakan tanah dapat terdeteksi secara dini, dan sirene akan berbunyi jika akan terjadi bencana.

Menurut keterangan Makwan, beberapa wilayah di Sleman berpotensi tinggi mengalami longsor karena memiliki tingkat elevasi dan kemiringan curam. Di antaranya adalah Kecamatan Prambanan, Pakem, dan Cangkringan.

Di samping itu, Makwan juga memperingatkan warga untuk mengantisipasi bencana lain di musim hujan, seperti angin kencang.

Baca Juga: Mokoena Optimistis Kanvaskan Daud Yordan

"Kalau berkaitan dengan angin kencang, masyarakat harus waspada, itu (angin kencang) semua wilayah mempunyai potensi sama. Kalau banjir karena drainase ada di wilayah perkotaan, seperti Depok dan Mlati," kata Makwan.

Load More