
SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman angkat suara soal tiga katering yang diduga menyebabkan ratusan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) keracunan massal pada Kamis (5/12/2019). Dinkes menyebut jika dua di antara katering berasal dari wilayah Sleman, sementara satu sisanya berasal dari Yogyakarta.
"Ada tiga katering yang bekerjasama dengan perusahaan garmen itu. Setelah diselidiki, dua diantaranya berada di Sleman dan satu sisanya di Yogyakarta," terang Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinkes Kabupaten Sleman, Novita Krisnaini pada SuaraJogja.id, Jumat (13/12/2019).
Novita menerangkan jika ketiga katering sudah memiliki Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
"Mereka memang sudah memiliki izin tersebut. Tapi terkait katering mana yang menjadi penyebab ratusan karyawan keracunan belum bisa kami sebutkan. Karena masih dilakukan penyelidikan epidemiologi (penularan penyakit) ke ribuan karyawan PT MTG," jelasnya.
Baca Juga: Jaringan PLN Alami Gangguan, Sebagian Sleman Hingga Bantul Alami Pemadaman
Dua katering yang berada di Sleman, lanjut Novita masih dalam pengawasan Dinkes setempat. Sedangkan katering di Yogyakarta langsung diserahkan ke provinsi.
"Setelah kasus ini kita melakukan pengamatan secara berkala. Artinya baik dari karyawan, hasil uji lab dan katering tersebut kami pantau. Hal itu kami lakukan terhadap dua katering yang ada di Sleman. Jika katering yang ada di Yogyakarta sudah ditangani provinsi," ungkapnya.
Dinkes sendiri, kata Novita hanya bertugas membina tiga katering itu. Tindakan tegas serta hukuman menjadi pihak lain yang lebih berwenang.
"Kami tetap memberi pembinaan agar pihak katering bisa lebih berhati-hati memasok makanan. Untuk hukuman dan lainnya sudah bukan ranah kami," tambah dia.
Disinggung soal nama ketiga katering yang diduga menyebabkan karyawan garmen keracunan massal, Novita tak membeberkan secara jelas.
Baca Juga: Masih Observasi, Dinkes Sleman Belum Tahu Sebab Keracunan Massal di Balong
Hingga kini, Dinkes Sleman belum mendapatkan hasil laboratorium makanan penyebab ratusan karyawan garmen keracunan. Meski telah dilakukan satu pekan lalu, Dinkes masih harus melakukan tahap penyelidikan epidemiologi dengan mewawancarai 1.800 karyawan.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
Program MBG Berjalan 3 Bulan, Dikritik Masih Berantakan: Ada Kasus Keracunan Hingga Menu Tinggi Gula
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Tragedi Keracunan Massal di Klaten, 1 Orang Meninggal dan 127 Dirawat
Terpopuler
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
Pilihan
-
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Pertandingan Liga Italia Ditunda
-
Prabowo Ugal-ugalan Buat Kebijakan, Para Taipan RI Ramai-ramai Larikan Kekayaan ke Luar Negeri
-
Jordi Amat dan Saddil Ramdani Main di Persib? Ini Prediksi Pemain yang Bakal Tergusur
-
Singgung Prabowo Subianto, Ini Respon Jokowi Soal Isu Matahari Kembar
-
Jamaah Haji Indonesia Jadi Panutan, Disebut Paling Tertib di Dunia
Terkini
-
Jumlah Jukir & Pedagang ABA Terdampak Bertambah, Pemda perlu Verifikasi Ulang sebelum Relokasi
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta