SuaraJogja.id - Harga jual gas elpiji melon alias ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer masih sulit dikendalikan. Hal tersebut bahkan diakui oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Senin (16/12/2019).
Dilansir dari Antara, Kepala Bidang Bimbingan Usaha Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Benedict Cahyo Santoso mengungkapkan sesuai kewenangan pihaknya hanya mampu melakukan pengawasan di level agen dan pangkalan.
"Kewenangan kami di agen dan pangkalan agar elpiji bersubsidi atau gas melon bisa dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)," terangnya.
Lantaran hanya punya kendali di level agen dan pangkalan, ia mengakui kesulitan mengontrol harga di tingkat pengecer. Bahkan perbedaan antara HET dan harga jual di pengecer cukup tinggi.
"Di Kota Yogyakarta harga jual elpiji bersubsidi atau gas melon di tingkat pengecer bisa mencapai Rp20 ribu per tabung. Sedangkan HET yang saat ini berlaku Rp15 ribu per tabung,"jelasnya.
Selain itu tantangan lain yang dihadapi yakni adanya sejumlah pangkalan nakal. Benedict menyebut pernah menemui pangkalan yang menjual elpiji bersubsidi dengan harga melebihi HET. Pangkalan tersebut akhirnya dapat sanksi pencabutan izin distribusi.
"Yang memiliki kewenangan untuk mencabut izin pangkalan yakni agen sehingga kami terus mendorong agen elpiji yang saat ini berjumlah 13 agen untuk selalu mematuhi aturan main yakni menjual sesuai HET," tegasnya.
Selain itu, ada pula pangkalan yang juga memiliki usaha sebagai pengecer, bahkan tempat berjualannya sebelahan.
"Ketika kami melakukan pengawasan harga mereka beralasan bukan pangkalan melainkan pengecer," ceritanya.
Baca Juga: Koleksi Museum Keraton Jogja Rusak, GKR Hayu Sebut Pelaku Sudah Akui Salah
Di tempat terpisah, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alat Setda DIY, Ni Made Dwipanti berjanji akan melakukan koordinasi terkait rencana penyesuaian HET elpiji bersubsidi tiga kilogram.
"Upaya kami tentu berkoordinasi dengan pihak terkait agar harga ini bisa terjaga terutama di tingkat pengecer," tukasnya.
Berita Terkait
-
Antisipasi Nataru, Dishub Uji Coba GOR Amongrogo Jadi Alternatif Parkir Bus
-
DIY Punya 28 Bus Baru di 2020, Tarif Gratis Selama Setahun
-
Mewah, Pintu Toilet di Tamansari Ini Dibuka Pakai PIN
-
Pemprov DIY Tak Sediakan Rest Area di Tol Jogja-Solo, Ini Alasannya
-
Pemprov DIY Janji Ganti Untung Warga Terisolasi Akibat Proyek Tol Jogja
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta
-
DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Rebutan Saldo Gratis Hingga Rp199 Ribu!
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal