SuaraJogja.id - Angka bunuh diri di wilayah Kabupaten Gunungkidul tahun ini cukup memprihatinkan. Aparat kepolisian Polres Gunungkidul mencatat adanya peningkatan angka bunuh diri di wilayah Gunungkidul pada 2019 dibandingkan dengan 2018.
Kapolres Gunungkidul AKBP Agus Setiawan mengungkapkan bahwa angka bunuh diri di wilayah kabupaten Gunungkidul pada 2019 telah mencapai angka 33 kasus. Padahal tahun lalu angka bunuh diri hanya sekitar 27 kasus sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Berbagai cara dilakukan warga Gunungkidul yang telah putus asa untuk mengakhiri hidupnya. Kapolres menyebutkan cara yang paling banyak digunakan warga untuk bunuh diri adalah gantung diri. Terdapat setidaknya ada 30 kasus bunuh diri selama 2019 dengan cara gantung diri.
"Dua cara lainnya yaitu dengan menenggak racun sebanyak 2 kasus dan meloncat ke dalam sumur 1 kasus," ungkapnya.
Menurut Kapolres kenaikan angka bunuh diri menjadi keprihatinan bersama berbagai pihak. Upaya pencegahan bunuh diri harus tetap dilakukan dan perlu ditingkatkan agar mampu menekan angka pembunuhan atas diri sendiri di wilayah kabupaten Gunungkidul.
Pihaknya telah berusaha meningkatkan peran untuk melakukan pencegahan bunuh diri di tengah masyarakat. Berbagai penyuluhan dilaksanakan untuk mencegah keluarga bunuh diri termasuk memaksimalkan peran dari Babinsa.
"Kita harus berjuang bersama mengurangi angka bunuh diri di Gunungkidul ini," tandas Kapolres.
Ketua Yayasan Imaji (lembaga pemerhati bunuh diri) Jaka Januwidiastha menuturkan risiko bunuh diri di wilayah Kabupaten Gunungkidul memang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berapa faktor antara lain, diungkapnya, "Aspek kehidupan seperti beban hidup beban ekonomi serta permasalahan psikologis menjadi pemicu kematian di ujung tali ataupun cara lain."
Jaka Januwidiastha menyebutkan berdasarkan penelitian yang dilakukan sejak 2015 hingga 2019 ini, rata-rata angka bunuh diri di Gunungkidul setiap tahunnya mencapai 25 hingga 30 kasus. Kasus itu pun hanya yang dilaporkan di aparat kepolisian. Ia yakin masih banyak kasus yang belum dilaporkan sehingga tidak tercatat.
Baca Juga: Selamat Datang 2020, Yuk Antar 2019 dengan Menyewa Mobil
Sehingga, sejatinya angka bunuh diri di wilayah kabupaten Gunungkidul lebih tinggi dari 30 kasus ini. Karena di sejumlah wilayah di Gunungkidul masih memiliki kesepakatan jika bunuh diri tidak akan diungkapkan ke publik.
"Warga menganggap bunuh diri adalah kematian biasa sehingga tidak perlu diungkap ke publik," pungkasnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel