SuaraJogja.id - Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, menyayangkan tempat relokasi berjualan bagi pedagang Pantai Glagah senilai Rp670 juta yang tidak representatif dan tidak layak ditempati.
Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana mengatakan hari ini, Komisi IV melakukan peninjauan lokasi relokasi pedagang Pantai Glagah yang akan segera direlokasi karena akan dilakukan pengembangan dan penataan Pantai Glagah baru.
"Komisi IV intensif menjalin komunukasi dengan mereka. Hasil peninjauan lapangan, tempat relokasi kurang representatif sebagai tempat usaha," kata Istana di sela-sela pemantuan di lokasi relokasi pedagang Pantai Glagah, seperti dilansir dari Antara, Senin (6/1/2020).
Menurut dia, lokasi bangunan relokasi pedagang Pantai Glagah tidak memperhitungkan kondisi alam dan kondisi lingkungan, sehingga menjadi tidak menarik dan bagi pedagang sangat memberatkan, sehingga harus dicarikan solusinya.
Saat berdiskusi dengan pedagang, bahwa mereka tidak pernah diajak bicara oleh Dinas Pariwisata tentang bagaimana konsep penataan atau bagaimana memanfaatkan ruang agar lebih efektif dan mendukung wisatawan lebih nyaman.
"Ini sama sekali kurang komunikasi antara pedagang dan pelaku wisata, dengan Dinas Pariwisata," katanya.
Istana mengatakan sebuah kebijakan harus ada komunikasi yang menyeluruh, yang terpadu dengan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya. Pedagang menjadi bagian penting untuk diajak bicara, kalau pedagang ditinggalkan dan tiba-tiba diberikan tawaran seperti ini tanpa komunikasi yang intensif, maka akan menimbulkan permasalah baru.
"Kami ke Glagah ini dalam rangka mengoptimalkan objek wisata Pantai Glagah yang terkenal sejak dulu menjadi sebuah kawasan yang memberi warga Kulon Progo. Untuk itu perlu adanya pembenahan-pembenahan secara menyeluruh," katanya.
Ia mengatakan rencana pembenahan-pembenahan perlu adanya komunikasi antara orang-orang yang terlibat didalamnya, termasuk pedagang. Merekalah yang menghidupkan dan mendukung keberadaan Pantai Glagah. Tanpa mereka, kawasan Pantai Glagah tidak semeriah saat ini.
Baca Juga: Sutedjo Desak Jogja Magasa Iron Segera Bangun Pabrik di Kulon Progo
"Mereka secara mandiri melakukan ekonomi kerakyatan dengan modal sendiri, bersusah payah sendiri. Mereka baru menikmati dampak Pantai Glagah, tiba-tiba harus dipindah, dan tempat baru tidak layak, tentu mereka tidak nyaman," katanya.
Untuk itu, ia meminta Dispar melakukan komunikasi denga pedagang dan pelaku wisata Pantai Glagah supaya bangunan tempat relokasi tidak mangkrak.
"Bagaimana mereka mau menempati lokasi relokasi, kalau tempat parkirnya tergenang air seperti ini," katanya.
Anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori menyayangkan lokasi bangunan relokasi pedagang Pantai Glagah tidak melibatkan pedagang. Sehingga roh demokrasi dan Pancasilanya hilang.
"Pedagang itu yang mau menempati, sehingga tidak diajak bicara tentu akan menjadi persoalan baru," katanya.
Berita Terkait
-
Sutedjo Desak Jogja Magasa Iron Segera Bangun Pabrik di Kulon Progo
-
Nomenklatur Berubah, Seluruh Kades di Kulon Progo Dilantik Ulang
-
Pemda DIY Selesaikan Proyek Pelabuhan Tanjung Adikarto Pakai Teknologi Uruk
-
Resmikan Bendung Kamijoro, Jokowi: Sangat Penting untuk Ketahanan Pangan
-
Jokowi Datang, Warga Bantul dan Kulon Progo Rebutan Kaus
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta