SuaraJogja.id - Pemilik rumah yang terdampak tanah bergerak, Sulis Widodo (22) di Dusun Losari 2, Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, sempat akan direlokasi. Namun begitu perangkat desa setempat urung melakukan lantaran butuh proses yang cukup lama.
Sebelumnya dikabarkan, curah hujan tinggi disertai angin kencang yang melanda sebagian Kabupaten Sleman menimbulkan fenomena tanah bergerak di Dusun Losari 2, Sleman. Rumah milik Sulis yang berukuran 6x8 meter, mendadak retak hingga tanahnya ambles karena fenomena yang terjadi sekitar pukul 23.00 wib, Senin (6/1/2020).
Kepala Dusun Wukirharjo, Turaji mengungkapkan bahwa sebelumnya ada rencana untuk merelokasi keluarga Sulis Widodo yang menempati lahan dekat dengan lereng itu.
"Jika dilihat dari bangunan rumahnya, bagian Timur itu memang yang paling parah (terkena dampak) hingga retak-retak. Memang sebelumnya ada rencana untuk merelokasi. Berhubung proses yang dilalui bertahap dan butuh waktu lama, akhirnya keluarga tetap tinggal di rumah tersebut dengan merenovasi bagian rumah sisi timur," kata Turaji pada SuaraJogja.id, Rabu (8/1/2020).
Ia menjelaskan bahwa bagian sisi Barat rumahnya masih layak dan cukup aman untuk ditinggali. Sehingga untuk sementara perangkat desa hanya bisa membantu untuk membenahi rumah sisi Timur.
"Sementara tembok yang Timur itu dihilangkan dan memanfaatkan bagian rumah sisi kanan. Karena untuk hunian rumah tersebut masih cukup aman," terangnya.
Kendati demikian Turaji tak menampik jika struktur bangunan milik Sulis memang kurang baik.
"Jika dilihat dari struktur rumahnya memang kurang baik untuk sebuah bangunan. Namun karena warga di dusun ini masih masuk kategori miskin, yang penting mereka memiliki rumah dan bisa ditinggali," terangnya.
Disinggung apakah keluarga Sulis bisa mendapat bantuan pembangunan rumah dari pemerintah, Turaji mengungkapkan saat ini hanya bantuan logistik untuk keluarga terdampak.
Baca Juga: Pasti Maju ke Pilkada Sleman Lewat PDIP, Begini Kata Harda Kiswaya
"Kami belum sampai ke situ (membangun rumah Sulis), saat ini hanya bantuan logistik yang bisa kami dorong," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan menerangkan jika beberapa faktor yang menyebabkan tanah bergerak antara lain intensitas hujan tinggi, kontur tanah lereng yang rawan, dan daya dukung lahan rendah.
"Kejadian tersebut bisa dipicu karena curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu kemiringan lahan di rumah tersebut juga rawan. Kami juga menilai daya dukung lahan di sana rendah," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta