Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 14 Januari 2020 | 18:11 WIB
APS (18), pelajar asal Bantul, ditetapkan sebagai tersangka penyerangan pelajar bernama Fatur Nizar Rakadio alias Dio (17), di Jalan Siluk-Panggang, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Sabtu (14/12/2019) hingga menyebabkan korban meninggal dunia pada Kamis (9/1/2020). - (Suara.com/Julianto)

SuaraJogja.id - Fatur Nizar Rakadio alias Dio (17), pelajar kelas 10 SMK N 2 Depok Sleman, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif selama 27 hari di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito. Dio mengalami koma setelah ditendang oleh geng pelajar di Jalan Siluk-Imogiri, Kabupaten Bantul pertengahan Desember 2019 lalu usai bermain di Pantai Watulawang bersama teman-temannya yang lain.

Dari peristiwa tersebut, Polres Bantul berhasil mengamankan 12 orang pelajar yang melakukan penganiayaan dan mengakibatkan Dio meninggal. Satu dari 12 orang yang diamankan tersebut saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu APS (18), pelajar asal Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul.

Dio bersama teman-temannya diserang 12 pelajar tersebut ketika baru pulang dari berwisata menggunakan sepeda motor di Pantai Watulawang Gunungkidul. Awalnya rombongan Dio ini dilempari plastik berisi cat, kemudian dikejar hingga akhirnya Dio ditendang oleh APS.

Farhan (15), pelajar yang turut serta bersama korban, menuturkan, pada Sabtu, 14 Desember 2019 lalu, pelajar kelas 10 jurusan Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia SMKN 2 Depok Sleman (STM) Pembangunan ini memutuskan untuk berekreasi ke Pantai Watulawang Gunungkidul. Sebnayak 28 orang berangkat, yag separuhnya merupakan pelajar perempuan.

Baca Juga: Moeldoko: Selama Saya Jadi Panglima, Tak Ada Masalah Korupsi di ASABRI

"Kami berangkat 28 orang. Namun pulangnya hanya 26 orang ketika pulang. Dua orang lainnya telah pulang duluan," tutur pelajar asal Berbah, Sleman ini.

Sekitar pukul 14.00 WIB mereka memutuskan untuk pulang dan hendak mampir ke rumah Dio. Namun sampai di wilayah Panggang, mereka berpapasan dengan rombongan sepeda motor Scoopy.

Tanpa sebab yang jelas, rombongan tersebut lantas melempari Farhan dan kawan-kawannya menggunakan plastik yang diisi cairan cat berwarna biru, kuning, dan hijau. Teman-temannya banyak yang terkena lemparan plastik berisi cairan cat tersebut.

Mendapat serangan mendadak tersebut, rombongan Farhan kocar kacir. Ada yang masuk gang dan ada yang lantas tancap gas menyelamatkan diri karena ternyata rombongan bersepeda motor sejenis ini terus mengejar mereka.

"Saya panik karena banyak ceweknya terus tancap gas," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Belum Temukan Pidana di Cuitan Siwi Sidi Jadi Simpanan Bos Garuda

Farhan lantas bisa mendahului Dio, yang berboncengan dengan rekannya yang lain. Kebetulan Dio memang berada di baris rombongan paling depan. Farhan berteriak agar Dio menambah kecepatan karena ada rombongan lain yang mengejar mereka.

Tanpa Farhan sadari, ketika tiba di Kebon Agung Imogiri, rupanya rombongan yang menggunakan sepeda motor matik tersebut menendang Dio hingga kendaraannya terjatuh. Para pelaku lalu melarikan diri ke arah utara dengan kecepatan tinggi melihat Dio terpelanting dari motornya.

"Kebetulan saya sudah di depan Dio. Saya langsung putar balik dan minta pertolongan warga," paparnya.

Rendi (16), warga Klitren, Kota Yogyakarta, pelajar yang membonceng Dio, menambahkan, saat pulang dari Pantai Watulawang, rombongannya memang terbagi dua. Ada yang di depan dan di belakang. Rombongan yang di belakang salah satunya adalah Farhan, dan dirinya bersama Dio berada di depan.

Saat sudah sampai di jalan Imogiri-Siluk, tiba-tiba rombongan yang di belakang menyusulnya dengan kecepatan tinggi sembari meminta ia dan Dio mempercepat laju motornya karena ada yang mengejar.

"Ayo cepet ono sik ngoyak [cepat ada yang mengejar]," kata Rendi, menirukan rekannya.

Belum sempat menambah kecepatan, tiba-tiba tersangka APS memepet ia dan Dio. Pelaku langsung menendang stang motor yang ia kendarai bersama Dio. Sepeda motornya langsung langsung oleng dan akhirnya ambruk.

Dio terpelanting membentur aspal dan juga pagar pembatas di wilayah tersebut. Rendi mengaku tidak mengalami luka yang serius karena hanya lecet-lecet. Sedangkan Dio terlihat masih sadar, tetapi sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

"Saya sendiri tidak tahu kalau ada lemparan cat. Saya sendiri tidak dilempar cat, tetapi di motor Dio itu ada bekas catnya," terangnya.

Rendi mengaku tidak mengerti penyebab dia dan teman-temannya dilempari cat dan kemudian diserang. Sebagai murid kelas 10, ia tidak mengetahui apakah sekolahnya memiliki musuh atau tidak sampai-sampai mereka mendapat serangan tersebut.

Kontributor : Julianto

Load More