SuaraJogja.id - Sebanyak 540 orang warga Kabupaten Gunungkidul diduga terpapar antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak dari salah seorang warga. Namun, setelah melalui tes laboratorium di Balai Besar Veteriner (BB Vet), ternyata yang positif terpapar antraks hanya 27 orang.
Asisten Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Gunungkidul Asman Latif mengakui, jumlah warga yang diduga terpapar antraks tersebut cukup banyak karena memang masih adanya tradisi Brandu di wilayah Gunungkidul, di mana sapi atau hewan ternak yang mati mendadak ataupun sakit disembelih, kemudian dagingnya dibagikan pada warga yang lain atau dijual dengan harga di bawah harga pasar.
"Semangat tradisi Brandu tersebut memang untuk sedekah," tutur Asman di Desa dan Kecamatan Playen, Gunungkidul, Kamis (16/1/2020).
Hal yang sama juga terjadi di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, lokasi kali pertama ditemukanna sapi mati mendadak yang kemudian disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan ke warga. Hampir semua warga setempat mengonsumsi daging tersebut.
Baca Juga: Pemerintah: Sudah Pedulikah Terhadap Masalah Sampah Plastik?
"Nah untuk yang Ngrejek Kulon hanya siapa saja yang membutuhkan," kata Asman.
Parahnya, ada sebagian daging sapi tersebut yang digunakan untuk hajatan salah seorang warganya, sehingga jumlah warga yang terpapar antraks cukup banyak, mencapai 540 orang. Namun yang positif terkena antraks hanya 27 orang, dan sapi yang positif antraks berjumlah dua ekor dari puluhan yang ditemukan mati mendadak.
Menurut Asman, terjadinya kasus antraks di Gunungkidul bukan kali ini saja. Tahun lalu kasus hewan ternak terpapar antraks juga terjadi di Desa Grogol, Ponjong. Kasus tersebut sempat mencuat ke permukaan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mengklaim telah berhasil mengatas dan melokalisasinya.
Namun akhir 2019 lalu, Gunungkidul kembali dihebohkan dengan kasus yang sama di Ngrejek Wetan dan Kulon. Pemkab Gunungkidul lantas berusaha melakukan tindak lanjut dengan melokalisasinya.
Asman mengakui, puluhan hewan ternak juga dilaporkan mati mendadak, tetapi yang hasilnya positif antraks hanya di Ngrejek Wetan, sementara yang lain negatif antraks berdasarkan hasil laboratorium yang telah keluar. Untuk itu, pihaknya telah mengundang kepala desa se-Gunungkidul untuk mengantisipasi supaya kejadian ini tidak makin heboh.
Baca Juga: Kocak! Raih Gelar Honoris Causa, Menteri Basuki Main Drum Pakai Toga
"Kami perintahkan jika ada kematian sapi mendadak segera dilaporkan," tutur Asman.
Berita Terkait
-
Anggota Komisi IV DPR Rajiv Minta Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Lebaran
-
Niat Bikin Konten Masak Rendang di Palembang, Daging 200 Kg Willie Salim Hilang Diserbu Warga
-
Harga Daging Sapi di Bawah HAP, Pasokan Terjamin Jelang Lebaran 2025
-
1 Ramadan dan Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah
-
Para Chef Berbakat Ikut Meat & Livestock Australia (MLA), Perdalam Pengetahuan tentang Dunia Daging Sapi
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan