SuaraJogja.id - Kabar tidak mengenakkan diterima para petani di Kabupaten Gunungkidul. Tahun ini pemerintah pusat mengurangi alokasi jumlah pupuk bersubsidi yang diterima Gunungkidul. Penurunannya pun bervariasi antara jenis satu pupuk dengan pupuk yang lain.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengungkapkan, alokasi pupuk bersubsidi -- Urea, SP36, ZA, NPK, Phonska, dan Petroganik -- mengalami penurunan. Jumlah penurunan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain memang berbeda.
Ia mencontohkan, untuk pupuk Urea bersubsidi pada 2019 lalu, Gunungkidul mendapat jatah sebanyak 9.069 ton. Namun, tahun ini Gunungkidul hanya mendapatkan jatah alokasi sebesar 7.092 ton. Sementara, untuk pupuk Zeta, pada 2019 Gunungkidul mendapat jatah 1.620 ton dan tahun ini hanya 540 ton.
"Kalau NPK itu turun sekitar 1.000-an ton dari alokasi sebelumnya," ungkapnya, Selasa (21/1/2020), ketika dihubungi.
Baca Juga: Istri Pasang Badan ke Polisi, PNS Kominfo yang Mesum di Mal Tak Dibui
Meskipun mengalami penurunan, Raharjo mengklaim, alokasi pupuk bersubsidi ini tidak akan berpengaruh terhadap produktivitas pertanian di Gunungkidul. Sebab, menurut Raharjo, kebutuhan paling banyak pupuk bersubsidi tersebut adalah untuk tanaman padi.
Sementara, untuk tanaman padi di Gunungkidul paling banyak hanya ada pada musim tanam pertama, yaitu Oktober dan November. Di musim tanam kedua ataupun ketiga, luasan tanaman padi di Gunungkidul akan turun drastis dibanding masa tanam yang pertama.
"Jadi kebutuhannya tidak terlalu banyak. Toh meskipun dikurangi, petani bisa mendapatkan pupuk yang sama, tetapi non-subsidi di pasaran," ujarnya.
Ia menyebutkan, pada musim tanam yang pertama, luasan lahan tanaman padi bisa mencapai 49 ribu hingga 50 ribu hektare, yang terdiri dari 41 ribu hektare lahan kering dan 7.800 hektare lahan basah. Di musim tanam yang kedua, luasan tanaman padi berkurang drastis menjadi 7.800 hektare.
Demikian juga di musim tanam ketiga, jumlah luasannya hampir sama dengan musim tanam kedua, yaitu 7.800 hektare karena lahan kering seluas 41.000 hektare sudah beralih menjadi tanaman holtikultura dan palawija seperti kacang-kacangan ataupun sayuran.
Baca Juga: DPR Usul OJK Dibubarkan, Fungsi Pengawasannya Dikembalikan ke BI
"Kalau petani jeli, maka bisa menyiasatinya. Contohnya, tanaman kedelai itu butuh pupuk ureanya hanya sedikit sekali, sepertiga dari tanaman padi, maka petani bisa menyiasatinya," papar Raharjo.
Meskipun penurunannya cukup drastis, pihaknya tidak akan mengubah pola distribusi pupuk bersubsidi tersebut kepada petani. Melalui distribusi tertutup, pemerintah akan mengalokasikan pupuk bersubsidi tersebut sesuai dengan rencana kebutuhan pupuk yang diajukan kelompok-kelompok tani di wilayah Gunungkidul.
Namun, karena jumlahnya mengalami penurunan drastis, maka dapat dipastikan pemerintah tidak akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan pupuk bersubsidi jika mendasarkan pada rencana kebutuhan pokok yang diajukan kelompok-kelompok tani tersebut. Alokasinya nanti disesuaikan dengan kemampuan atau jatah yang diberikan oleh pemerintah pusat.
"Kalau kita hanya mampu 40 persen dari kebutuhan yang diajukan, maka ya kita pukul rata semua 40 persen dari kebutuhan. Sisanya silakan petani mencarinya di luar, yang non-subsidi," tandasnya.
Raharjo kembali mengaskan, pengurangan alokasi pupuk bersubsidi ini tidak akan memengaruhi produktivitas pertanian yang ada di wilayah Gunungkidul. Terlebih, tanaman padi yang ada di wilayah Gunungkidul ini sudah terkondisikan.
Tanaman padi di Gunungkidul diketahui sudah mampu bertahan di cuaca yang kering, terlebih tanaman padi jenis segreng, yang memang biasa ditanam di lahan lahan kering di Gunungkidul.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Serem! Video Ulat Jati 'Kuasai' Jalanan Gunungkidul, Benarkah Musim Ulat Tiba?
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
-
Lekat dengan Sutrisna Wibawa, dari Kariernya di Dunia Pendidikan hingga Terjun ke Politik
-
BUMDes Boleh Kelola Pupuk Bersubsidi? Ini Penjelasan Ombudsman
-
Dapat Rekomendasi dari DPP Gerindra, Sutrisna Wibawa dan Sumanto Siap Maju di Pilkada Gunungkidul
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini