Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 21 Januari 2020 | 18:39 WIB
Vaksin sapi antraks. (Suara.com/Putu)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY terus memantau 27 korban antraks di Gunungkidul. Pemantauan epidemologi dilakukan dua kali masa inkubasi.

"Kalau dihitung dua kali masa inkubasi ya sekitar 60 hari harus terus dipantau," ujar Kadinkes DIY, Pembayun Setyaning Astutie di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (21/01/2020)

Menurut Pembayun, pasien diberikan antibiotik pada luka-luka yang muncul akibat bakteri antraks. Bila melewati masa inkubasi tersebut dan luka pasien sudah kering maka mereka dinyatakan sembuh.

"Bukan berarti penyakit ini enteng.Penyakit (antraks) itu bisa diterapi selama 60 hari, timbul lagi gejala atau tidak, selesai," jelasnya.

Baca Juga: Dua Lapas di DIY Canangkan Zona Integritas Anti Korupsi

Namun yang justru perlu diwaspadai, lanjut Pembayun adalah spora bakteri antraks yang berada di tanah. Sebab spora tersebut masih tetap hidup selama lebih dari 20 tahun.

Apalagi kasus antraks di Gunungkidul terus saja terjadi. Hanya selisih beberapa bulan, kejadian yang sama terjadi lagi.

"Sekarang timbul lagi. Daging kemana-mana di musim penghujan. Ini juga perlu diwaspadai," tandasnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: BBWSSO Sebut 20 persen Tangul Jateng-DIY Rusak, Ini Penyebabnya

Load More