SuaraJogja.id - Anak telantar di Kabupaten Gunungkidul masih ada sebanyak ribuan meskipun dari tahun ke tahun makin berkurang jumlahnya. Dinas Sosial (Dinsos) Gunungkidul pun berkomitmen untuk terus mengurangi jumlah anak telantar di Bumi Handayani itu.
Hingga saat ini total masih ada sekitar 3.254 anak dalam kondisi tak terurus di Gunungkidul. Meski demikian, Dinsos Gunungkidul mengklaim, dari tahun ke tahun jumlahnya terus menurun.
Berdasar data Dinsos, dilansir HarianJogja.com, jumlah anak telantar di Gunungkidul pada 2014 sebanyak 7.838 anak. Namun, berkat komitmen dan sentuhan program dari pemerintah, jumlah ini berhasil dikurangi hingga akhir 2019 tinggal 3.254 anak.
Hal tersebut seperti diungkapkan Sekretaris Dinsos Gunungkidul Wijang Eka Aswarna. Ia mengatakan, anak telantar merupakan masalah yang harus dipecahkan Pemkab.
Baca Juga: Jalani Fit and Proper Test di DPP PDIP, Gibran Bakal Dicecar Soal Ini
"Kami berkomitmen untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial, salah satunya penanganan anak telantar," kata Wijang kepada wartawan, Minggu (9/2/2020).
Wijang menjelaskan, kategori anak telantar adalah anak berusia enam tahun hingga 18 tahun yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan orang tua atau keluarga, sehingga anak kehilangan hak asuh. Kasus anak telantar ini, kata Wijang, merata di seluruh kecamatan di Gunungkidul.
"Di 18 kecamatan ada anak telantar, tapi jumlahnya antara satu kecamatan dengan kecamatan lain berbeda-beda," ungkapnya.
Penanganan anak telantar sendiri terbagi dalam program rehabilitasi dan pemberdayaan. Wijang menjelaskan, program rehabilitasi dilakukan dengan memasukkan anak telantar ke panti sosial, sedangkan pemberdayaan merupakan program lanjutan, di mana setiap anak diberi pelatihan supaya mereka memiliki keterampilan untuk bekal hidup yang lebih baik.
"Dua program ini yang dijalankan. Harapannya jumlah anak telantar di Gunungkidul bisa terus dikurangi," ujar Wijang.
Baca Juga: Saingan Gibran, Achmad Purnomo Lebih Dulu Fit and Proper Test di PDIP
Ia menilai, upaya pengurangan potensi anak telantar butuh partisipasi aktif dari masyarakat di lingkungan sekitar, sehingga anak-anak itu tidak terjemurus ke jalan yang salah dalam pergaulan.
Berita Terkait
-
Pramono Minta Puskesmas di Jakarta Bisa Jadi Tempat Rehabilitasi Pengguna Narkoba
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Dukungan Rehabilitasi Wanita Hingga Bantuan Anak Yatim Semakin Penting Selepas Ramadan
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Mengenal K-Rehab, Metode Rehabilitasi dari Korea yang Fokus pada Personalisasi Terapi
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Pilihan
-
Adu Mental! Pemain Korut Teror Psikologis Skuat Timnas Indonesia U-17
-
Rekam Jejak Kim Sang-sik, Junior STY yang Pimpin ASEAN All Stars Lawan Manchester United
-
Jepang Tersingkir! Ini Skenario yang Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara Piala Asia U-17
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
Terkini
-
Duduk Perkara Dugaan Korupsi WiFi Gratis di Sleman, Terendus Ada Mark Up hingga Kecepatan Lambat
-
Mahasiswa Pecinta Alam Terjaring Razia Pendakian Ilegal Merapi, BPBD DIY Angkat Bicara
-
Sepak Terjang Dessy Arfianto, Ketua Asprov PSS DIY yang Ngaku Tangannya Sakit saat Drawing Liga 4
-
BTNGM Tindak Pendaki Ilegal yang Viral, Kirim Surat ke Pihak Kampus di Sukoharjo untuk Diproses
-
Dipanggil Sultan, Wali Kota Hasto Wardoyo Didesak Segera Atasi Ruwetnya Masalah Kota Jogja