SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman memperbolehkan masyarakat memangkas pohon yang dirasa membahayakan lingkungan. Pohon dapat dipangkas dengan menyisakan tinggi lima hingga tujuh meter.
Kepala DLH Sleman Dwi Anta Sudibya mengungkapkan hal tersebut pascainsiden pohon tumbang di Jalan Wates, yang menimpa Endi Yogananta (26) dan istrinya, Israni Silvia Sujarman (25), yang tengah hamil, hingga bayi 8 bulan dalam kandungannya meninggal. Mengantisipasi kejadian serupa, Dwi Anta membolehkan masyarakat memangkas pohon secara mandiri dengan beberapa syarat.
"Sebenarnya masyarakat tidak boleh memotong pohon [utuh]. Namun, hanya boleh memangkas secara mandiri pohon yang ada di lingkungannya ketika dirasa membahayakan lingkungan, apalagi warga lain, tapi pemangkasan dilakukan dengan menyisakan tinggi pohon lima hingga tujuh meter," terang Dwi Anta saat dihubungi SuaraJogja.id, Senin (10/2/2020).
Dwi Anta membeberkan, memang belum ada aturan yang menyebutkan bahwa masyarakat bisa melakukan pemangkasan tersebut.
Baca Juga: Suami Karen Idol Cuma Berdua Zefania saat Putrinya Jatuh dari Apartemen
"Memang belum ada aturan tersebut, tapi ini menjadi kebijakan, sehingga diperbolehkan," jelasnya.
Ia menerangkan, selain memangkas pohon, warga diperkenankan mengurangi jumlah dahan pohon yang mengganggu. Ketika petugas telah dihubungi, tetapi belum ada tindakan, warga bisa menangani secara pribadi.
"Kami memiliki keterbatasan [personel] untuk menjangkau seluruh pohon yang ada di Kabupaten Sleman. Sepanjang lebih kurang 950 kilometer jalanan yang tertanam pohon harus kami pantau, dan belum semua terjangkau," tuturnya.
Selain petugas DLH melakukan pengecekan, pihaknya juga meminta warga melaporkan jika ada pohon yang berpotensi roboh.
Di sisi lain, tambahan dua alat pemangkas pohon milik DLH diprediksi menambah mudah kinerja petugas. Pasalnya, selama ini DLH baru memiliki satu alat untuk difungsikan ketika ada aduan masyarakat soal pohon roboh.
Baca Juga: DPR Soroti Pembangunan Industri Nasional Harus Menjadi Prioritas
"Satu alat lainnya digunakan saat kami melakukan pengecekan. sehingga satu alat bisa stand by untuk menangani peristiwa dari laporan atau aduan masyarakat," ungkap Dwi Anta.
Berita Terkait
-
Monkey Forest Ubud Ditutup Sementara Usai 2 Turis Asing Tewas Tertimpa Pohon
-
Kronologi 9 Wisatawan Tewas Tertimpa Pohon Raksasa di Soppeng
-
Detik-detik Pohon Tumbang di Situs Mattabulu Soppeng, 9 Orang Meninggal Dunia
-
Dua Wisatawan Tiongkok Tewas di Malaysia usai Kendaraan Tertimpa Pohon Tumbang
-
Belasan Pelajar Tertimpa Pohon Tumbang saat Upacara Pramuka, Korban Sempat Dengar Jeritan: Ada Bayangan Hitam!
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Rayakan 270 Tahun Berdirinya DIY, Ratusan Sekolah di Jogja Nabuh Gamelan Serempak
-
Luas Masa Tanam Kedua Turun Drastis, Dinas Pertanian Gunungkidul Sebut Karena Persoalan Air
-
Apresiasi Pemberian Bonus Hari Raya ke Ojol dan Kurir Online, Pakar UGM Soroti Soal Pengawasan Regulasi
-
Polisi Temukan Terduga Pelaku Pembakaran Gerbong KA di Stasiun Yogyakarta, Ini Motifnya
-
Terungkap! Satpam Salah Satu SMA di Sleman Terlibat Jaringan Penyuplai Senpi ke KKB