SuaraJogja.id - Spanduk protes masyarakat terhadap truk pasir yang melewati jalur wisata mendapat tanggapan dari Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Beja Wiryanto. Ia menegaskan bahwa truk-truk pasir atau truk pengangkut tambang Golongan C memang semestinya tidak melewati jalur wisata, sehingga ia menganggap wajar jika ada protes dari masyarakat.
"Adanya spanduk penolakan atau protes dari masyarakat terhadap truk pasir yang lewat jalur wisata ini ya saya nilai wajar, karena sesuai aturan truk pasir atau tambang memang tidak boleh melewati jalur wisata," kata Beja Wiryanto di Sleman, Jumat (21/2/2020).
Kendati demikian, Beja menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui siapa atau kelompok masyarakat mana yang memasang spanduk protes tersebut, tetapi secara emosional dirinya sependapat dengan isi dari nada protes tersebut.
"Yang memasang siapa, kami tidak tahu, isunya pemuda yang memasang, tapi pemuda mana saya tidak tahu. Saya sebagai Ketua Pokdarwis Kecamatan Pakem mendukung tulisan itu. Secara emosional saya mendukung pemasangan itu," katanya pada ANTARA.
Baca Juga: Terjebak di Kamar Mandi Masjid, Pria Ini Pesan Ojol untuk Bantu Buka Pintu
Ia mengatakan, alasan dirinya mendukung protes tersebut karena banyak truk tambang yang melewati Desa Hargobinangun. Hal itu juga membuat sejumlah wisatawan merasa terganggu dan bahkan takut.
"Jadi itu merupakan jalan akses wisata, jadi kalau ramai pengunjung merasa terganggu karena macet dan ramai. Kadang muatan pasir juga tidak ditutup sampai ada yang tumpah ke jalan dan membahayakan," katanya.
Menurut Beja, banyak truk tambang yang melintas di Kecamatan Pakem, padahal lokasi penambangan berada di Kecamatan Cangkringan, dan tentunya kondisi Jalan Kaliurang, yang merupakan jalur wisata, rawan rusak.
"Jadi maksud saya kalau nambang di Cangkringan, truknya ya lewat Cangkringan. Jangan lewat Kecamatan Pakem, jalur wisata itu dari perempatan Kentungan, Kecamatan Depok sampai Telogo Putri, Kaliurang. Sehari itu bisa seratus truk lebih dari pagi sampai pagi lagi. Yang kita kritisi itu yang Jalan Kaliurang-nya, yang jalur utamanya," ujar Beja.
Dia mengungkapkan, banyaknya truk yang melintas saat ini sudah berlangsung sejak dua bulan lalu. Diduga, semenjak ada investor yang mendapatkan izin tambang baru, ratusan truk kini melintas di Jalan Kaliurang.
Baca Juga: Belum Tentukan Pilihan Calon Wagub, PDIP akan Tentukan di Detik-detik Akhir
"Baru beberapa bulan ada investor dapat izin untuk menambang di Kali Kuning, itu faktanya," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Ahmad Luthfi Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
-
Deposito BPR Masuk Radar Investor
-
Bibit Ajak Investor Sehat Fisik dan Finansial Lewat Coup De Run
-
Tunggu Guyuran Dividen BUMN, Danantara Bakal Banjiri Likuiditas Pasar Modal
-
Standard Chartered Qatar Berpeluang Investasi Program 3 Juta Rumah Prabowo
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan