Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 23 Februari 2020 | 11:44 WIB
Tim gabungan mengangkut kantong jenazah korban hanyutnya pelajar SMP N 1 Turi di DAM Mantras, Dukuh, Sleman, Minggu (23/2/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Sebanyak 10 siswa SMPN 1 Turi korban susur sungai Sempor berhasil ditemukan tim Search And Rescue (SAR). Korban terakhir ditemukan tim pada Minggu (23/2/2020) sekitar pukul 07.05 WIB.

Ratusan personel SAR Gabungan yang berasal dari DIY hingga luar DIY dikerahkan. Mereka berjibaku mencari korban selama tiga hari sejak Jumat (21/2/2020) malam usai laka terjadi. Setelah sebelumnya diawali oleh pencarian yang dilakukan warga dan PMI.

Sejak pukul 17.00 tim gabungan berpencar menyusur aliran sungai Sempor sepanjang lebih dari 25 km. Selain menyusuri, sejumlah anggota tim SAR gabungan bersiaga di titik-titik DAM yang dimungkinkan terdapat korban. 

Pencariansendiri dimulai sejak pagi hari buta hingga malam menenggelamkan cahaya surya. Saat datang malam pun tak kemudian menyurutkan upaya pencarian. Melainkan diganti dengan observasi wilayah.

Baca Juga: Seluruh Korban SMPN 1 Turi Ditemukan, Bupati Sleman: Terima Kasih Tim SAR

Lampu, senter dan semua sumber cahaya buatan yang dimiliki, dimaksimalkan. Setiap tepian sungai, dam, setiap pertemuan aliran sungai, bahkan setiap sela bebatuan, selanjutnya menjadi saksi bisu betapa kerasnya daya upaya yang dikeluarkan oleh tim pencari.

Bila fajar hadir di ufuk timur, mereka turun kembali ke air dan menyusuri kembali tiap section yang menjadi tanggung jawabnya. Karena dalam upaya pencarian itu, tim dibagi ke dalam empat section. Setiap section ditelusuri oleh 2 search and rescue unit (SRU), tiap SRU berjumlah lebih dari 30 personel.

Galih Wicaksono, merupakan satu di antara sekian banyak relawan pencari yang turut andil dalam membantu menemukan korban. Tim di mana ia berada, bertugas di Section 1. Area penyusuran, mulai dari tempat kejadian (Sungai Sempor) sampai aliran Tempuran Bedog-Sempor.

Galih Wicaksono, seorang relawan SAR Gabungan dari Baznas Tanggap Bencana, Minggu (23/2/2020).(kontributor/uli febriarni)

Alumni Mapala Madawirna Universitas Negeri Yogyakarta itu, mengatakan tantangan terbesar dalam proses pencarian korban lantaran karakteristik aliran sungai Sempor yang memiliki sejumlah palung, baik di pinggiran maupun di bagian tengah sungai.

"Kalau kering, kesannya seperti bekas galian pasir, jadi bisa tiba-tiba ada ceruk. Lalu cetek (dangkal) lagi, nanti ada palung lagi. Dan itu tidak sempit, tapi lebar-lebar, dalamnya bisa sampai empat meter," ungkap lelaki 37 tahun itu.

Baca Juga: Terancam 5 Tahun Bui, Tersangka Tragedi Susur Sungai Ditahan Polres Sleman

Menjadi relawan dengan keterampilan terlatih water rescue, Galih tetap membekali diri dengan peralatan keselamatan. Mulai dari tali, helm dan jaket keselamatan. Ia juga membawa galah, untuk mengecek kedalaman palung.

Load More