SuaraJogja.id - Polres Sleman tekankan serius dalam menangani kejahatan jalanan, yang kekinian kerap disebut klitih.
Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah menyebutkan, pada 2019 ada sebanyak 14 laporan kejadian klitih yang masuk ke Polres Sleman, 10 di antaranya masuk penyidikan dan terdapat 20 tersangka dengan mayoritas pelakunya masih berstatus pelajar.
"Sementara itu per Januari 2020, masuk 5 laporan, 4 disidik, 1 proses lidik, terdata ada 9 orang tersangka. Kalau masih ingat, ada 1 kasus kejahatan jalanan yang menyebabkan seorang pengendara ojol mengalami sobek di bagian pipi, karena diserang di Jalan Kabupaten," kata dia, dijumpai di kompleks Pemkab Sleman, Jumat (13/3/2020).
Ia menuturkan, dalam proses lidik, diketahui tersangka pelaku klitih di Jalan Kabupaten memiliki 5 telepon genggam, yang kala dilacak oleh tim kepolisian, kondisinya mati [tidak dapat dihubungi].
Baca Juga: Pos Polisi Kentungan Dirusak, Begini Tanggapan Polres Sleman
"Tapi tim siber kepolisian tidak akan berhenti, sudah ada titik terang dan tinggal butuh waktu. Pelakunya memang preman, dia kabur. Dia seperti menantang, karena usai kejadian, ia mengunggah pernyataan puas atas yang sudah ia lakukan," ujar Rizky.
Rizky menerangkan, dalam penanganan klitih selama Januari-Maret 2020, ditemukan kejadian yang diketahui sebagai sebuah rangkaian. Diawali dengan TKP di Jalan Moses Gatotkaca, Gejayan. Selanjutnya di Warung Penyetan (dihancurkan), di Jln Anggajaya. Kemudian puncaknya di Jalan Perumnas, Gorongan.
"Berawal dari temu alumni, di sebuah kafe remang-remang, sepulang acara di antara mereka ada yang membawa sebuah samurai, sempat diseret ke aspal. Korban mereka saat itu seorang anak, sepulang dari main PS," ungkapnya.
Sedangkan, pada Februari hingga tengah Maret 2020, terjadi sejumlah kasus kejahatan jalanan di Sleman, baik yang ditangani oleh Polres Sleman maupun Polsek.
Kasus-kasus tersebut meliputi terduga pelaku yang sudah melukai korbannya maupun yang hanya terciduk sedang kumpul-kumpul atau berkeliling, namun membawa sajam. Salah satunya, ditangkapnya 10 orang terduga pelaku kejahatan jalanan, yang kerap meresahkan warga di kawasan Jalan Magelang, Mlati, Sleman, Rabu (11/3/2020) malam.
Baca Juga: Tangani Perkara Susur Sungai, Polres Sleman Dapat Tekanan Sana-Sini
Sebagai bentuk upaya Polres Sleman terlibat dalam antisipasi klitih, petugas tidak lagi hanya melakukan penegakan hukum, melainkan menyentuh ranah preventif dan preentif.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Komnas HAM Sebut Polsek Kotagede dan Polsek Sewon Lakukan Pelanggaran HAM ke Tiga Pelaku Klitih Yogyakarta
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan