SuaraJogja.id - Data pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Gunungkidul yang meninggal viral di grup media sosial Whatsapp. Bahkan secara gamblang data pasien baik nama alamat serta juga gejala penyakit yang dialami ada dalam pesan berantai tersebut.
Dalam pesan berantai tersebut disebutkan jika pasien yang meninggal adalah S umur 66 tahun warga padukuhan Tawarsari desa Wonosari Kecamatan Wonosari Gunungkidul. Riwayat pasien pernah dikunjungi oleh saudara dari Lampung Jakarta dan Banten.
Pasien mulai sakit tanggal 17 Maret 2020 dengan gejala seperti batuk, pilek nyeri, badan panas, sakit tenggorokan, diare, lemas, nafas terasa berat tetapi tidak sesak nafas. Warga tersebut kemudian dirawat di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta dan meninggal pada hari Selasa (24/3/2020).
Saat SuaraJogja.id mengkonfirmasi ke warga Padukuhan Tawarsari, sejumlah warga setempat membenarkan jika ada tetangga mereka yang meninggal dunia. Mereka juga mengakui jika kabar yang beredar di luar padukuan menyebutkan jika warga mereka tersebut terpapar virus corona.
Namun sebagian tetangga lainnya membantah jika yang bersangkutan terpapar virus corona. Sebab menurut mereka, yang bersangkutan menderita penyakit gagal ginjal dan juga asam lambung akut. Hingga kemudian memaksa warga tersebut masuk ke rumah sakit beberapa kali.
Menik, salah satu warga Padukuhan Tawarsari membenarkan jika kabar yang beredar tersebut adalah tetangganya, tetapi agak jauh lokasinya. Ia membantah jika yang meninggal tersebut karena virus corona. Sebab, ia dengar dari pihak keluarga yang bersangkutan sakit gagal ginjal dan asam lambung akut.
"Iya benar tetangga saya. Tetapi bukan karena corona, sakit ginjal dan asam lambung akut," paparnya, Kamis (26/3/2020) ketika dikonfirmasi.
Karena meninggal Selasa sore, pada malam harinya yang bersangkutan langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. Tidak ada upacara pemakaman yang dihadiri oleh tetangga kiri kanan karena warga mematuhi anjuran pemerintah untuk menghindari kerumunan massa.
Menurut Menik, beberapa saat setelah sampai di rumah duka, jenazah langsung diberangkatkan ke tempat pemakaman. Karena masuk dalam PDP, maka prosedur pemakaman juga mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dan wargapun mematuhinya karena takut dipersalahkan nanti.
Baca Juga: 558 Kasus DBD di Gunungkidul hingga Maret 2020, Pasien Meninggal Meningkat
"Jenazahnya itu dibungkus plastik. Karena PDP," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ana, warga Tawarsari. Ia bahkan sempat emosi dengan persebaran data meninggalnya tetangganya di Grup WA yang ia ikuti. Sebab faktanya berbeda dengan yang terjadi di Padukuhan Tawarsari, karena bukan meninggal karena virus corona.
Menurutnya, belum tentu tetangganya tersebut meninggal karena virus corona. Dirinya sebagai tetangga dekat memang membenarkan jika yang bersangkutan meninggal dan pada selasa malam pemakamannya menggunakan prosedur serupa pasien virus corona.
"Dari Rumah Sakit langsung ke pemakaman tidak boleh disemayamkan di rumah duka," ujarnya.
Selain itu masyarakat sekitar juga dilarang untuk melayat. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi dan juga untuk mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak bergerombol. Sehingga ia meminta kepada rekannya dalam satu grup WA yang memposting untuk menghapus postingannya tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati mengungkapkan 1 orang PDP yang meninggal dunia sempat menjalani perawatan di rumah sakit Panti Rahayu. Pasien tersebut mengalami gejala serupa virus corona, namun pihak rumah sakit belum sempat melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Seorang Perempuan Warga Bukittinggi Sumbar Positif Corona
-
Per Hari Ini, 87 WNI di Luar Negeri Positif Covid, 1 Meninggal di Singapura
-
Pandemi Corona, Witan Sulaeman Sudah Pulang ke Indonesia dari Serbia
-
Cynthia Tan Bagikan Seribu Masker Gratis Buat Perangi Virus Corona
-
Cegah Penularan Corona, Pelayat Ibunda Jokowi di Solo Wajib Tes Kesehatan
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja