SuaraJogja.id - Kepulan asap mengepul dari pintu sebelah selatan Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Seorang perempuan paruh baya, nampak tengah mengipas arang, di bawah deretan sate jualannya. Sesekali, sembari melempar senyum, ia melayani pembeli dengan luwesnya.
Suwarni, wanita penjual sate kere di pintu masuk B4 Pasar Beringharjo itu pernah terkenal dan kerap masuk layar kaca beberapa tahun lalu. Wanita 67 tahun ini masih terlihat bugar meski keriput di wajahnya seakan mengajaknya untuk rehat di rumah.
Namun, ibu dua anak ini memiliki alasan lain untuk tetap berjualan sate olahannya kepada pengunjung Pasar Beringharjo. Dengan cara ini, ia mengobati rindunya pada dua anak dan tiga cucunya yang saat ini tertahan di Jakarta karena pandemi corona.
"Dibilang kangen, pasti kangen sekali. Karena mereka sudah lama tidak ke Jogja. Apalagi keadaan sekarang yang memaksa orang-orang untuk tidak mudik ke rumah," tutur Suwarni ditemui SuaraJogja.id di Pasar Beringharjo, Senin (6/4/2020).
Baca Juga: Tips Merawat Kain Sifon dan Satin Agar Tepat Berkilau dan Tidak Kusam
Rindu tak dapat bersua, lantaran corona seperti mengunci Jakarta. Demi menutup rasa rindu tersebut, Suwarni sengaja tetap berjualan agar bisa bertemu pedagang lain dan bisa membuat sate kere.
Baginya, membuat sate kere tak hanya sekedar membuat hidangan kuliner belaka. Dengan tetap membuat sate kere yang dihidangkan untuk pembeli, ia mengikis rindu pada cucunya, yang juga menyukai sate kere.
"Cucu saya senang sekali dengan sate yang saya buat. Ketika melihat mereka melahap sate kere rasanya senang sekali. Maka dari itu ketika saya membakar sate-sate ini rasa kangennya bisa terbayar, walau hanya sebentar," tuturnya sambil terus mengipas sate pesanan pelanggan.
Tak banyak memang pembeli yang datang saat situasi pandemi seperti saat ini. Tapi, bagi Suwarni, bukan untung yang dia cari untuk saat ini. Melainkan bertemu dengan teman sesama pedagang dan kerabat agar rindunya terobati.
"Saat ramai-ramainya untuk tinggal di rumah, saya mencoba melakukan imbauan pemerintah itu. Dua hari saya tidak jualan rasanya hampa. Tidak ada yang bisa diajak ngobrol apalagi bersenda gurau," keluhnya.
Baca Juga: Pemprov Jabar Bakal Terapkan Jam Malam Selama Wabah Virus Corona
Rindu seperti makanan sehari-hari bagi pedagang yang sudah 40 tahun berjualan sate kere tersebut. Pasalnya Suwarni hanya hidup seorang diri di rumahnya yang ada di Tukangan, Yogyakarta.
"Di rumah sendiri sudah seperti orang stress. Biasanya saya ngobrol ngalor-ngidul dengan teman penjual lain. Ini hanya di rumah dan tidak ada kegiatan. Akhirnya saya keluar lagi menjual sate agar bisa bertemu teman-teman dan tentu membuat sate agar bisa ingat sama cucu," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Buruan Serbu! Daftar Promo Pilkada 2024, Ada Kopi Gratis!
-
Momen Pilkada, Harga Emas Antam Langsung Melonjak
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
Terkini
-
Keluarga Keraton Yogyakarta Kompak Gunakan Hak Pilih di Pilkada, Begini Pesan Sri Sultan HB X
-
Bangga Tapi Was-Was, PSS Lepas Hokky Caraka ke Timnas di Tengah Tren Negatif
-
Pelajar Asal Bantul Temukan Bayi Menangis di Bawah Jembatan, Polisi Buru Orangtuanya
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan