SuaraJogja.id - Berbeda dengan harga ayam di kawasan Bantul yang cenderung naik, harga jual ayam di Sleman justru anjlok. Para pedagang menduga terjunnya harga ayam potong disebabkan kondisi over supply.
Diketahui, harga jual ayam selama masa pandemi COVID-19 ini masih cenderung terjun ke harga begitu rendah. Bahkan, harga jual ayam dari peternak sempat menyentuh Rp8.000 per kilogram.
Seorang peternak ayam di Pucung, Jogotirto, Berbah, Sleman Sri Suwati mengatakan, harga ayam hari ini berkisar Rp13.500 per kilogram.
"Kondisi seperti ini tidak bisa diprediksi akan berlangsung hingga kapan. Banyak peternak yang mengeluh, karena daging ayam potong yang dihasilkan tidak bisa semuanya terserap pasar," kata dia, Senin (13/4/2020).
Baca Juga: Pemudik di Sleman Wajib Periksa ke Faskes, Pemkab Sediakan Shelter
Wati, begitu sapaannya, menyebut walaupun produksi ayam normal, saat ini banyak warung makan tutup. Sehingga, rendahnya permintaan atas ayam, menyebabkan harga ayam menjadi anjlok.
Sebagai seorang peternak plasma atau mitra dari sebuah perusahaan daging ayam potong, sekali periode potong, kandang yang ia miliki bisa menghasilkan 8 ton daging ayam potong.
Di matanya, untuk menghadapi situasi ini, peternak bisa saja menjual langsung ke masyarakat dengan harga sesuai pasaran. Namun hal itu terkendala ada sebagian masyarakat yang takut keluar rumah.
Padahal ia menghitung, satu kandang itu memiliki siklus pemotongan tiap 33 hari. Dilema tak bisa dielakkan, di tengah merosotnya harga ayam, peternak masih harus produksi normal saat ini.
Sebab kalau tidak produksi, nantinya berpengaruh terhadap kebutuhan pangan di Jawa Tengah dan DIY. Pasalnya, di hari biasa, daging ayam hasil produksi kandangnya diambil juga dari wilayah Klaten, Sleman dan Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Update Corona 10 April 2020 di Jogja: 3 Pasien Asal Sleman Sembuh
"Kami ya berharapnya pandemi COVID-19 segera berlalu, sehingga pasar kembali normal. Selain itu, harapannya pemerintah membuat Rumah Potong Ayam (RPA) dan dibuat karkas yang dikelola pemerintah," ungkap Wati.
Menurut Wati, dengan langkah tadi, maka pemerintah bisa mengambil over supply dari peternak dan disimpan dalam lemari es yang dimiliki pemerintah. Dengan demikian, peternak tidak dirugikan dengan siklus kondisi seperti ini.
"Cuaca panas seperti ini juga menyebabkan ayam gampang stress. Kalau pemerintah punya karkas kan bisa disimpan di lemari es, bisa didistribusikan ke konsumen saat membutuhkan," kata dia.
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo), Hari Wibowo menyatakan, dalam kondisi seperti ini, perusahaan-perusahaan besar tak kalah merugi.
Ia menyebut, peternak mandiri sekarang sudah jarang ditemukan. Di Sleman sendiri, peternakan ayam potong terbilang sedikit dan lebih banyak peternak ayam petelur.
Peternak sekarang hanya memeliharakan milik pabrik atau yang berskala besar. Hal tersebut menjadi pilihan, agar harga pasar tidak berpengaruh pada bisnis mereka.
Seakan mengiyakan Wati, Hari mengatakan anjloknya harga daging ayam karena over supply.
"Peternak tidak bisa mendistribusikan produksi mereka," ungkapnya.
Strategi yang bisa dilakukan peternak salah satunya yakni melakukan check in atau mengatur agar tidak memelihara bersamaan. Namun hal itu sebenarnya kewajiban dari pabrik untuk mengatur.
"Kemungkinan harga membaik pada Mei dan kembali ke harga normal. Ayam mentah Rp19.000 per kilogram. Kalau daging karkas Rp30.000 per kilogram," tandas Hari.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan