SuaraJogja.id - Kasus seorang dokter yang positif Covid-19 kemudian menulari anak dan istrinya cukup menjadi perhatian. Kasus tersebut sempat disebut termasuk kejadian transmisi lokal lantaran sang dokter terlebih dulu terpapar oleh pasien yang dirawatnya di salah satu rumah sakit di Jogja.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih enggan berspekulasi. Menurutnya untuk menjawab dugaan tersebut kewenangan ada di bidang analisis gugus tugas.
"Untuk penjelasan tentang dugaan transmisi lokal itu akan disampaikan oleh bidang analisis gugus tugas," terangnya, Selasa (21/4/2020).
Sementara itu Wakil Ketua Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Birawa Yuswantana menerangkan masih butuh kajian epidemiologi untuk menjawab soal dugaan adanya transmisi lokal tersebut. Menurutnya hingga saat ini belum ada hasil kajian apakah DIY sudah termasuk transmisi lokal untuk penularannya atau belum.
Baca Juga: Solidaritas Pangan Jogja Surati Jokowi Terkait Insiden di Kantor Walhi
"Soal itu perlu dicek lebih jauh seperti apa tracingnya di rumah sakit. Karena transmisi lokal itu kan penularan ke generasi ketiga ada ketentuannya. Kontaknya seperti apa kan harus jelas, betul ngga kira-kira penularannya dengan pasien itu, sehingga perlu ada kajian," terangnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Jogja yang merupakan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi menegaskan bahwa dugaan adanya transmisi lokal pada kasus dokter yang positif Covid-19 tersebut tidak tepat.
Menurutnya penularan antara dokter kepada anggota keluarganya tidak bisa dikatakan sebagai penularan dari generasi kedua ke generasi ketiga. Karena penularan yang terjadi dari dokter kepada istri dan anaknya tersebut masih dalam lingkup satu keluarga. Heru mengatakan transmisi lokal itu bukan dari penularan individu tetapi pada relasi sosial yang luas.
"Pemahamannya bukan begitu karena [dokter dan anak istri] masih dalam satu keluarga, pola ini sudah ada sejak kasus Covid-19 pertama di Jogja. Jadi transmisi lokal itu jika penularan dalam relasi sosial luas, misalnya dari luar kota ke keluarga, terus anggota keluarga menularkan ke rekan kerja atau teman-teman atau tetangganya. Kalau masih keluarga belumm transmisi lokal," ucapnya.
Baca Juga: Marak Bagi-Bagi Sembako, Satpol PP: Muncul Banyak Pengemis ke Jogja
Berita Terkait
-
Raminten Cabaret Show Kreasi Hamzah Sulaiman: dari Panggung Amal jadi Ikon Hiburan Kota Jogja
-
Jogja Film Pitch and Fund 2024 Digelar, Terpilih 4 Film Karya Sineas Lokal yang Menggugah Sanubari
-
2 Makna Mendalam di Tilik Jogja, Lagu Baru Citra Scholastika
-
Narasi Angkringan di Yogyakarta yang Tenggelam oleh Kultur Cafe
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jordi Amat
- Sosok Pengacara Paula Verhoeven, Adabnya di Podcast Jadi Perbincangan
- Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
- 12 Potret Rumah Mewah Luna Maya: Usung Modern Tropis, Pakai Listrik 33 Ribu Watt
- Ini 5 Rekomendasi Mobil Bekas Daihatsu di Bawah 100 Juta, Pajaknya Murah Meriah
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Gol Sho Yamamoto Bawa Persis Solo Jungkalkan Persita
-
7 Rekomendasi Produk Make Up Lokal BPOM, Murah dengan Kualitas Terbaik
-
Siswa Nakal Jabar 'Disekolahkan' di Barak Militer, Program Mulai Digelar Mei 2025!
-
12 Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta, Kondisi Oke Tak Bebani Cicilan
-
Link Live Streaming Persis Solo vs Persita Tangerang: Adu Kuat di Stadion Manahan!
Terkini
-
Juru Parkir Jogja Siap dengan QRIS, Ini Lokasi Pilot Projectnya
-
Lewat Pemberdayaan, BRI Antar UMKM Kopi Nusantara ke Pentas Global
-
Modal Klik Langsung Cuan, Ini 5 Cara Klaim DANA Kaget Hari Ini
-
Karantina Yogyakarta Gagalkan Penyelundupan Satwa Langka di Bandara YIA, Begini Kronologinya
-
421 Kuda Andong Malioboro Diperiksa, Apa Saja Temuan Petugas?