Bukan hal mudah, terpaksa tinggal 14 hari terpisah dari keluarga, ditambah ia berada di kawasan hutan. Namun Poniran punya cara tersendiri dalam menghadapi kejenuhan selama masa karantina.
Poniran yang merupakan supervisor pabrik keramik itu, membekali dirinya dengan sebuah cangkul. Strateginya adalah menghabiskan waktunya selama di karantina dengan mengolah kebun yang berada di sekitar gubuknya.
Rindu juga sudah tidak perlu ditanyakan lagi kepadanya, ia harus menahan rasa rindunya meski keluarga sudah ada di depan mata. Menurut Poniran, ini adalah konsekuensi yang harus ia ambil sebagai pemudik.
"Saya sudah yakin dan niatkan dari awal sebelum pulang, ya anggap saja seolah-olah libur saya baru nanti 14 hari setelah karantina ini terlewati," ucapnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Canangkan Jogo Tonggo, Respons Covid-19 Berbasis Masyarakat
Ulang Tahun Anak
Sudah empat hari Poniran menjalani isolasi di gubuk sederhananya. Hari kamis (23/4/2020), anaknya, Dina Avrilia Nurani baru saja merayakan ulang tahun yang kesembilan.
Namun karena kondisi yang belum memungkinkan, Poniran hanya mampu berkomunikasi melalui gawai yang ada di genggamannya sambil berharap tidak terjadi gangguan koneksi dari gubuknya.
Dari jarak yang sebenarnya tidak jauh itu, Poniran hanya bisa mengucapkan selamat ulang tahun melalui video call.
Dina yang ditanya mengenai perasaannya ketika sang tidak bisa merayakan ulang tahunnya bersama secara langsung meskipun sudah berada di dekatnya, mengaku sempat sedih dan kangen. Ia sudah lama menanti kedatangan ayahnya dan berharap bisa berkumpul bersama namun ternyata harapannya belum terkabulkan.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Menguat, Tembus 1.711 Dolar AS per Ounce
Momen mengharukan terjadi ketika di akhir video call itu, Dina tak kuasa menahan rasa rindu kepada sang ayah sehingga mengecup layar gawainya. Tanda betapa si anak menyayangi ayahnya.
Di tengah situasi yang memprihatinkan dan serba terbatas, apresiasi disampaikan Kepala Dukuh Menguri, Suparno atas inisiatif Poniran yang melakukan isolasi mandiri. Kesadaran pribadi Poniran untuk menjaga kesehatan bersama sangat patut dicontoh bagi para pemudik.
"Terlebih lagi di sini (Pedukuhan Menguri) belum ada gedung karantina mandiri untuk pemudik yang benar-benar disiapkan. Semuanya adalah inisiatif yang bersangkutan," jelasnya.
Kepedulian, satu kata yang rasanya pantas untuk disematkan kepada Poniran karena berkat kepedulian dan kesadaran dirinya mengisolasi diri secara mandiri, ketenangan dan kenyaman warga lainnya ikut terjaga. Dari sebuah gubuk kecil dekat hutan Poniran tunjukkan kepedulian yang tak ternilai.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pengguna Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi Meningkat Selama Momen Mudik Lebaran
-
Kucing Ikut Mudik Lebaran, 5.492 Hewan Peliharaan Diangkut Kereta Api ke Kampung Halaman
-
Pentingnya Cek Ban Pasca-mudik, Pastikan Aman untuk Aktivitas Harian
-
Angkasa Pura Indonesia Layani 10,67 Juta Penumpang Pesawat Selama Mudik Lebaran
-
Mudik Lebaran 2025 di Sultan Hasanuddin: Jumlah Penumpang Stabil, Ini Alasannya!
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Selamat Datang 3 Pemain Keturunan Calon Naturalisasi Timnas Indonesia Jelang Lawan China dan Jepang
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik Mei 2025, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
-
Puspo Wardoyo Menangkan Gugatan Perdata di PN Solo, Objek Dinilai Hakim Tak Jelas
-
Tak Hadir di Sidang Mediasi Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Jokowi Buka Suara
-
DPR Cecar Dirut Garuda Soal "Gelombang" Eks Karyawan Lion Air Bergaji Tinggi
Terkini
-
'Menyelamatkan Masa Tua di Linimasa': Cara Mafindo Berdayakan Lansia di Era Digital
-
Jadi Tim Penyusun Soal ASPD, Disdikpora DIY Selidiki Guru SMPN 10 Jogja
-
Arogansi Kekuasaan? Dokter di Jogja Ramai-Ramai Doa Bersama Protes Mutasi Mendadak oleh Kemenkes
-
Rekrut Ibu-ibu di Bantul, DS Modest Buktikan Kualitas & Pemberdayaan jadi Kunci di Era Digital
-
Seni Menyapa Masyarakat: Pameran 'Lintas Imaji' Yogyakarta Rayakan Keberagaman Gaya