SuaraJogja.id - Seorang wanita paruh baya tengah menata bungkusan berupa mika ke dalam kresek putih. Sambil melayani pembeli di Jalan Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, sesekali dia menawarkan makanan lain kepada pembeli.
Siti Nurjanah, seorang pedagang makanan di wilayah Kauman ini, merupakan pembuat kudapan khas Kampung Kauman, yakni kicak. Makanan yang kerap dijadikan menu berbuka puasa saat bulan Ramadan di Jogja ini tak pernah lupa dia jajakan.
"Jadi menu makanan kicak ini sudah dari puluhan tahun lalu menjadi makanan khas di kampung ini. Bisa dibilang ini sudah menjadi tradisi, karena saat Ramadan makanan ini lebih sering ditemukan," kata Siti, ditemui SuaraJogja.id di Jalan Kauman, Yogayakarta, Rabu (29/4/2020).
Kicak merupakan makanan yang terbuat dari jadah yang dicampur parutan kelapa dengan tambahan buah nangka. Dalam proses pembuatannya, ditambahkan juga sedikit gula pasir untuk memberi rasa manis.
"Pembuatannya cukup mudah, jadah yang dipanasi di atas wajan dicampur dengan kelapa serta gula. Biasanya saya menambah potongan nangka agar lebih enak," katanya.
Sebelum Siti, almarhum ibunya sudah lebih dulu membuat dan menjajakan kicak di Kauman, sehingga makanan kicak bagi Siti adalah makanan tradisional yang selalu ada saat bulan puasa seperti ini.
"Sudah lebih dari 30 tahun kami berjualan seperti ini. Setelah saya, nanti resep saya turunkan juga kepada anak saya. Di Kampung Kauman ini sudah menjadi makanan khas yang selalu ada saat Ramadan," jelas dia.
Satu bungkus kicak Siti dihargai Rp3.000 rupiah. Harga tersebut cukup murah karena Siti beralasan, setiap orang berhak merasakan makanan manis ini, sehingga dia jual dengan harga terjangkau.
Namun, di tengah pandemi seperti ini, dirinya mengaku merasakan suasana yang berbeda. Biasanya, kata dia, setiap pukul 17.00 WIB selama Ramadan, Jalan Kauman selalu ramai orang berbelanja karena ada pasar sore yang berjejer di sepanjang jalan.
Baca Juga: Pemerintah Beri Subsidi Bunga Kredit Usaha Hingga 6 Persen Selama 6 Bulan
"Sekarang agak berbeda, ya maklum karena memang situasinya tak boleh berkerumun. Jadi hanya beberapa warga saja yang berjualan di sini," katanya.
Siti menambahkan bahwa dia tetap menjual kicak lantaran hal ini sudah menjadi tradisi di keluarganya. Meski ia paham tidak akan terjual banyak, makanan khas Ramadan di Jogja ini menurut Siti harus selalu ada saat bulan puasa.
"Ya memang tidak boleh berkerumun, tapi untuk menjaga tradisi makanan kicak ini saya tetap berjualan. Tidak masalah tidak banyak yang laku, tapi lebih penting suasana Ramadan dengan makanan kicak ini selalu ada," jelas dia.
Ditanyai apakah pernah memodifikasi komposisi kicak dengan bahan lain, Siti mengaku, tak pernah terbersit di pikirannya untuk mengubah bahan utama.
"Ya kalau diubah nanti tradisinya bisa hilang, sampai sekarang saya tidak pernah mengganti bahan-bahan itu karena memang sudah punya pelanggan dan cocok dengan rasanya. Saya tetap mempertahankan bahan makanan ini," katanya.
Seorang pedagang lainnya, Suhesti (45), yang juga menjual makanan berbuka puasa, menjelaskan, selain kicak, warga Kauman juga menjual makanan lain, seperti carang gesing dan pis roti.
Berita Terkait
-
Mahasiswa Curhat Terjebak di Jogja, Kangen Masakan Ortu Sampai Takut Pulang
-
Isu Maling Bisa Menghilang di Kauman, Begini Kata Polisi
-
4 Kuliner Es Dawet Khas Jogja yang Cocok Buat Menu Berbuka
-
Geger Dugaan Ada Maling Bisa Menghilang, Netizen: Teleportasi is Real
-
Paling Dicari Saat Ramadan di Jogja, Apa sih Kue Kicak?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja