Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 11 Mei 2020 | 16:10 WIB
Ilustrasi hujan - (SuaraJogja.id/Eleonora PEW)

SuaraJogja.id - Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan saat ini Jogja dan sekitarnya saat ini sudah memasuki musim kemarau. Puncak kemarau pun diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang. 

Reni menjelaskan disebut memasuki musim kemarau jika curah hujan dalam sepuluh hari kurang dari 50mm. Ia mengatakan bahwa pada awal musim kemarau masih dapat ditemui hujan. 

"Awal-awal musim kemarau masih ada hujan. Itu tadi karena suhu permukaan air laut selatan di Yogyakarta masih hangat," kata Reni saat dihubungi melalui sambungan telepon Senin (11/5/2020). 

Reni menjelaskan curah hujan secara berangsur akan berkurang menuju puncak kemarau. Menurut catatannya, intensitas hujan akan berhenti saat mendekati puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.

Baca Juga: Gempa Jogja 2006 Silam Banyak Makan Korban Jiwa, Begini Kata Peneliti BMKG

"Kalau saat ini tengah berada pada musim pancaroba, peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau," terangnya. 

Dikatakan bahwa, adanya suhu permukaan air yang hangat dan terjadinya proses penguapan, mengakibatkan cuaca cerah di pagi hari dan turun hujan menjelang sore. Reni menjelaskan, saat ini masih ada potensi angin kencang dengan frekuensi menurun. 

"Angin sebenarnya masih ada, cuma frekuensinya sudah mulai turun dibandingkan musim pancaroba," imbuhnya.

Selama masa pancaroba Reni meminta masyarakat waspada terhadap fluktuasi cuaca yang terjadi, antara panas ke hujan. 

Memasuki musim kemarau, Reni menyarankan petani untuk tidak menanam padi, melainkan palawijaya. Kecuali jika disekitar sawah terdapst irigasi maupun tadah hujan. 

Baca Juga: Pemkot Jogja Siapkan Bansos Rp1,8 Juta bagi Keluarga Terdampak Covid-19

Load More