- Kluwih: kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (Keluarga harus lebih diurusi dan diperhatikan)
- Cang gleyor: cancangen awakmu ojo lungo-lungo (Ikatlah dirimu jangan pergi-pergi)
- Terong: terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng (Lanjutkan beribadah kepada Yang Maha Kuasa)
- Kulit melinjo: ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk (Jangan hanya lihat dari luar, tetapi harus mengetahui yang ada di dalam terkait bencana)
- Waluh: uwalono ilangono ngeluh gersulo (Hilangkanlah sifat mengeluh)
- Godong so: golong gilig donga kumpul wong sholeh sugeh kaweruh (Berkumpulah dengan orang-orang yang saleh dan orang pintar)
- Tempe: temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Yakinlah dalam memohon pertolongan Sang Pencipta)
Ritual memasak sayur lodeh sendiri adalah sebuah contoh slametan, sejenis ritual yang oleh antropolog Clifford Geertz diidentifikasikan sebagai ciri utama budaya Jawa. Salah satu ciri khas slametan adalah didasari kepercayaan bahwa segala yang terjadi di dunia sudah ditakdirkan dan tak terhindarkan, sehingga pembuatan sayur lodeh dilakukan tanpa harapan macam-macam.
"Sangat menarik bahwa sayur lodeh bukan hal yang individual," kata Revianto. "Ini merupakan respons terhadap musibah yang sepertinya akan menimpa semua orang. Ini adalah upaya untuk mengurangi, atau menghindari, sesuatu yang mungkin tak terhindarkan."
Bagi masyarakat di luar Jogja, salah satu hal yang menarik tentang keajaiban sayur lodeh adalah betapa sebenarnya masakan ini tidak ajaib. Bahan-bahannya kemungkinan sudah biasa menjadi persedian warga desa di Jawa, dan cara memasaknya pun sederhana. Di masa lalu, memasak sayur lodeh baru akan dilakukan setelah dua pusaka kerajaan -- tombak dan bendera suci, yang konon terbuat dari bahan yang diambil dari makam Nabi Muhammad -- diarak di jalan-jalan. Berbeda dengan saat ini, sayur lodeh lebih dianggap seperti makanan biasa.
Namun, meskipun mudah dibuat, sayur lodeh memiliki asal-usul yang kompleks. Sejumlah pakar percaya bahwa tradisi ini berkaitan dengan kejadian di masa kejayaan peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10, di mana lodeh memungkinkan penduduk untuk berlindung dengan aman selama terjadi letusan besar-besaran dari Gunung Merapi pada tahun 1006. Menurut sejarawan makanan Fadly Rahman, sayur lodeh sudah ada sejak abad ke-16 setelah Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang ke Pulau Jawa. Pakar lainnya berpendapat bahwa memasak sayur lodeh adalah "tradisi kuno" yang diciptakan di antara ke-19 hingga pergantian abad ke-20. Mereka meyakini, saat itu para tokoh intelektual Jogja berada di jantung Kebangkitan Nasional Indonesia, sebuah periode ketika banyak mitos nasional ditemukan dengan berbagai cara, dirayakan, dan diciptakan.
Baca Juga: Inter Milan Favorit Dapatkan The New Andrea Pirlo
Berita Terkait
-
Rayakan 12 Tahun Pernikahan, GKR Maduretno: Capek deh
-
Mengenal Lebih Dekat GKR Bendara Melalui Film Dokumenter Rampadan
-
Suami Tak Mudik, GKR Bendara Unggah Foto "Kangen Bojo"
-
Tak Ada di 2020, Grebeg Syawal Biasa Dinantikan Warga Raup Berkah Lebaran
-
Hari Kartini Pass the Sampur Viral, Penari Keraton Jogja Dapat Pizza Gratis
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Pakai Link DANA Kaget Ini, Rahasia Belanja Online Gratis & Bayar Tagihan Tanpa Mikir
-
Jelang Idul Adha 2025: Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Hewan Kurban
-
Christiano Pengarapenta Tarigan Diduga Tabrak Mahasiswa UGM Hingga Meninggal Dunia, Ini Sosoknya
-
Rumah Ditinggal Liburan, Perempuan Ini Gasak Harta Tetangga, Isi Dompet Korban Ludes
-
Program Sekolah Rakyat Tinggal Hitungan Bulan, Muhammadiyah Desak Prabowo Fokus dan Kolaboratif