SuaraJogja.id - Hingga Jumat (15/5/2020) kemarin, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang reaktif Covid-19 di Gunung Kidul, mengalami peningkatan. Dari hasil rapid test terdapat penambahan delapan kasus baru.
"Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menjalani rapid test reaktif saat ini mencapai total 108 orang," kata Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty seperti dilansir dari Antara, Sabtu (16/5/2020).
Seperti diketahui, di DIY terdapat tiga kabupaten yang masuk zona merah transmisi lokal, yakni Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. Sehingga wilayah tersebut berpotensi munculnya OTG reaktif terhadap Covid-19.
Saat ini terdapat total 24 kasus positif Covid-19 di Gunung Kidul. Penambahan terakhir terjadi pada Rabu lalu dengan tiga kasus baru. Sebanyak 16 pasien positif masih dalam perawatan, di mana 13 pasien di antaranya dirawat di RSUD Wonosari.
Tercatat sudah ada 12 pasien sembuh dari total 24 kasus positif Covid-19. Sementara itu, sebanyak 93 dari total 166 spesimen dipastikan negatif Covid-19. Saat ini masih ada 45 spesimen dalam proses laboratorium.
Dewi pun memastikan para OTG yang menjalani karantina mandiri sudah diberi edukasi terkait syarat-syarat penerapan karantina. Ia juga mengatakan sampai saat ini RSUD Saptosari masih bisa dimanfaatkan.
"Saat ini ada sembilan OTG rapid test reaktif yang menjalani isolasi di RSUD Saptosari. Sedangkan puluhan lainnya menjalani karantina mandiri di kediaman masing-masing," katanya.
Terkait penambahan OTG rapid test reaktif secara simultan selama beberapa hari terakhir, Dewi mengatakan saat ini ada beberapa lokasi yang dipersiapkan menjadi tempat karantina bagi mereka.
"Kami sudah memetakan lokasi karantina, tapi saat ini masih melalukan pendekatan kepada masyarakat. Kami berharap segera ada titik terang," katanya.
Baca Juga: Tambah Stok, Dinkes Gunungkidul Buat Pengadaan 2.500 Alat Rapid Test
Sementara itu, Direktur RSUD Saptosari Dr. Eko Darmawan mengatakan RSUD Saptosari juga siap menerima pasien positif Covid-19 jika ada tambahan. Meskipun demikian, pihaknya baru mampu menangani pasien positif dengan gejala ringan.
"Selama pembangunan tersebut, kami menjamin aktivitas isolasi OTG tetap bisa dilakukan," kata Eko.
Berita Terkait
-
5 Fakta Herd Immunity untuk Penanganan Virus Corona Covid-19
-
Siap-siap, Warga Jogja yang Beraktivitas Tanpa Masker Bakal Disanksi
-
Sembuh dari Covid-19, Menhub Budi Karya Akui Alami Penurunan Fungsi Otot
-
Jelang Hari Raya, Jumlah Kendaraan di Pos Pantau Pemudik Bantul Meningkat
-
Sebelum Dinyatakan Positif Covid-19, Menhub Budi Sempat Didiagnosis Tifus
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi