SuaraJogja.id - Suasana sukacita mewarnai Pedukuhan Kedungranti, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (26/5/2020) pagi. Pasalnya, beberapa warga setempat baru saja lepas dari kekhawatiran terjangkit virus corona yang menghantui dalam sepekan terakhir.
Warga Kedungranti ini tengah berbahagia karena hasil swab delapan tetangganya telah keluar dan dinyatakan negatif Covid-19. Sebelumnya, puluhan orang terpaksa menjalani rapid test, dan delapan di antaranya harus diambil swab-nya karena hasil rapid test yang reaktif.
Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas warganya yang bebas dari virus corona, sejumlah tokoh masyarakat mengekspresikan kebahagiaan dengan mencukur gundul rambut mereka di depan balai pedukuhan.
Dukuh Kedungranti Tukiyarno menceritakan, kekhawatiran warga Kedungranti akan terpapar Covid-19 tersebut bermula ketika salah seorang warganya beberapa pekan lalu meninggal dunia di rumah sakit.
"Setelah meninggal, hasil swab warga kami yang sudah lansia tersebut diketahui positif corona. Dari situ medis bergerak untuk melakukan rapid test terhadap puluhan warga yang pernah berinteraksi atau kontak langsung," papar Tukiyarno, Selasa (26/5/2020), ketika dikonfirmasi SuaraJogja.id.
Tukiyarno mengungkapkan, hasil dari contact tracing yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mengharuskan 32 orang warganya mengikuti rapid test. Dari rapid test tersebut diketahui delapan di antaranya reaktif. Kedelapan warga itu kemudian menjalani karantina mandiri, pengecekan, dan pengawasan dari tim medis dan masyarakat sekitar.
Hal itu dilakukan untuk memastikan delapan orang yang reaktif tersebut tetap disiplin dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Masyarakat pun bahu-membahu memenuhi kebutuhan mereka karena menganggap apa yang dialami oleh delapan warga itu merupakan beban bersama.
"Tidak hanya makanannya kita tanggung, ternaknya juga kita urus," ujar Tukiyarno.
Ia menambahkan, delapan warganya itu sudah dua kali menjalani rapid test, dan hasilnya reaktif, sehingga harus dikarantina secara mandiri. Mereka lantas menjalani uji swab, dan baru pada 25 Mei 2020 kemarin, hasilnya keluar dan menunjukkan negatif corona, sehingga tidak ada lagi warga Kedungranti yang positif corona.
Baca Juga: Pengakuan Bripka H, Polisi Ngamuk Ditegur Tak Pakai Masker di Bandung
Sujud syukur kemudian dilakukan oleh warga setempat. Tak hanya itu, bahkan ada warga yang menggelar syukuran dengan memasak ayam ingkung dan beberapa cara lainnya.
"Pokoknya kami syukuran karena tidak ada yang positif," ungkap Tukiyarno.
Menurutnya, tidak hanya delapan orang itu yang aktivitasnya terbatas akibat peristiwa tersebut, melainkan 108 KK di 2 RT pun juga mengalami hal serupa. Mereka dijauhi masyarakat luas dan dianggap menjadi momok penyebaran Covid-19 begitu keluar dari lingkungan Kedungranti.
Ketika hasil swab keluar dan menyatakan warga Kedungranti negatif corona, maka dukuh, ketua RT, dan sejumlah tokoh setempat pun juga turut bersyukur. Mereka bahkan rela mencukur gundul rambut mereka sebagai pemenuhan nazar. Sedikitnya ada tujuh tokoh masyarakat yang pada Selasa pagi mencukur gundul rambutnya. Bertempat di depan balai dusun, mereka berjajar dengan jarak tertentu dan secara bebarengan rambut mereka dicukur habis.
Tak hanya itu, mereka juga membentangkan sejumlah kertas bertuliskan semangat bagi petugas medis yang tengah berjuang menangani pasien positif corona maupun reaktif rapid test. Cukur rambut massal ini sengaja tidak melibatkan delapan warga yang baru saja menjalani tes swab karena mereka harus menjalani karantina mandiri meski telah dinyatakan negatif.
"Cukur gundul ini dilakukan para tokoh masyarakat termasuk saya. Ya sebagai ucapan syukur saja, bahagia itu pasti to warga kita bebas dari virus yang tengah berkembang di mana-mana ini," ucap Tukiyarno.
Berita Terkait
-
Banyak Wisatawan Bandel Masuk Pantai, Dispar Perketat Akses ke Gunungkidul
-
Tim SAR Tegur Wisatawan Bandel yang ke Pantai, Netizen: Kok do Ngeyeel
-
Ada 35 Kasus Positif Covid-19 di Gunungkidul, Terbanyak Klaster Gadungsari
-
Dapat Suntikan Kuota 14 ribu Tabung, Stok Elpiji Melon di Gunungkidul Aman
-
Warga Protes Heha Skyview Diizinkan Buka Lagi di Tengah Pandemi Covid-19
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Pasca Kebakaran Pasar Seni Gabusan: DKUKMPP Bantul Gercep Ambil Tindakan, Apa Saja?
-
Harga Minyak Goreng Naik di Yogyakarta: Pemerintah Ambil Tindakan
-
Miris, Mahasiswa Jadi Penyebab? Dinsos DIY Beberkan Fakta di Balik Kasus Pembuangan Bayi di Sleman
-
UMKM Yogyakarta, Jangan Sampai Salah Data! Pemerintah Lakukan Pembaruan Besar-besaran
-
Guru dan Siswa SMPN 2 Mlati Pulih Usai Keracunan MBG, Program Dihentikan Sementara