Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 26 Mei 2020 | 16:40 WIB
Warga Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul cukur rambut massal setelah dinyatakan negatif corona, Selasa (26/5/2020) pagi. - (SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Suasana sukacita mewarnai Pedukuhan Kedungranti, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (26/5/2020) pagi. Pasalnya, beberapa warga setempat baru saja lepas dari kekhawatiran terjangkit virus corona yang menghantui dalam sepekan terakhir.

Warga Kedungranti ini tengah berbahagia karena hasil swab delapan tetangganya telah keluar dan dinyatakan negatif Covid-19. Sebelumnya, puluhan orang terpaksa menjalani rapid test, dan delapan di antaranya harus diambil swab-nya karena hasil rapid test yang reaktif.

Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas warganya yang bebas dari virus corona, sejumlah tokoh masyarakat mengekspresikan kebahagiaan dengan mencukur gundul rambut mereka di depan balai pedukuhan.

Dukuh Kedungranti Tukiyarno menceritakan, kekhawatiran warga Kedungranti akan terpapar Covid-19 tersebut bermula ketika salah seorang warganya beberapa pekan lalu meninggal dunia di rumah sakit.

Baca Juga: Pengakuan Bripka H, Polisi Ngamuk Ditegur Tak Pakai Masker di Bandung

"Setelah meninggal, hasil swab warga kami yang sudah lansia tersebut diketahui positif corona. Dari situ medis bergerak untuk melakukan rapid test terhadap puluhan warga yang pernah berinteraksi atau kontak langsung," papar Tukiyarno, Selasa (26/5/2020), ketika dikonfirmasi SuaraJogja.id.

Tukiyarno mengungkapkan, hasil dari contact tracing yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mengharuskan 32 orang warganya mengikuti rapid test. Dari rapid test tersebut diketahui delapan di antaranya reaktif. Kedelapan warga itu kemudian menjalani karantina mandiri, pengecekan, dan pengawasan dari tim medis dan masyarakat sekitar.

Hal itu dilakukan untuk memastikan delapan orang yang reaktif tersebut tetap disiplin dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Masyarakat pun bahu-membahu memenuhi kebutuhan mereka karena menganggap apa yang dialami oleh delapan warga itu merupakan beban bersama.

"Tidak hanya makanannya kita tanggung, ternaknya juga kita urus," ujar Tukiyarno.

Ia menambahkan, delapan warganya itu sudah dua kali menjalani rapid test, dan hasilnya reaktif, sehingga harus dikarantina secara mandiri. Mereka lantas menjalani uji swab, dan baru pada 25 Mei 2020 kemarin, hasilnya keluar dan menunjukkan negatif corona, sehingga tidak ada lagi warga Kedungranti yang positif corona.

Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Kapan Sakit Kepala Harus Ke Dokter?

Sujud syukur kemudian dilakukan oleh warga setempat. Tak hanya itu, bahkan ada warga yang menggelar syukuran dengan memasak ayam ingkung dan beberapa cara lainnya.

Load More