SuaraJogja.id - Dalam rangka mencegah penyebaran virus corona, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan yang meminta peserta didik untuk belajar dari rumah. Sejak pertengahan Maret lalu, siswa di Kabupaten Bantul sudah melaksanakan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR).
Kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka, saat ini harus dilakukan secara daring dengan perantara teknologi digital. Sayangnya, tidak semua sekolah dapat menjalankan BDR dengan mudah dan nyaman. Seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) yang membutuhkan sistem belajar yang berbeda.
Kepala Sekolah SLB Bina Anggita, Jumarsih menyampaikan bahwa saat ini pihaknya melakukan pembelajaran daring secara live melalui kanal media sosial. Sebelumnya, pembelajaran dilakukan dengan mengirimkan tugas kepada peserta didik. Namun, cara tersebut dinilai kurang efektif untuk menyampaikan pokok pelajaran.
SLB Bina Anggita sendiri, merupakan sekolah dengan siswa penyandang Autisme. Jumarsih menjelaskan, bahwa dalam materi yang disampaikan lebih ditekankan pada proses kemandirian siswa. Sementara, selama siswa berada di rumah, sulit untuk memantau progres kemandirian siswa yang sebelumnya sudah dilakukan di sekolah.
Baca Juga: Tinjau Pantai Parangtritis, Dinpar DIY: Pengunjung Akan Didata
"Siswa itu butuh didampingi oleh orangtua untuk TI nya," ujarnya.
Jumarsih menyebutkan, bahwa siswa membutuhkan pendampingan oleh orangtua dalam mengikuti KBM daring. Untuk bobot pelajaran yang disampaikan sendiri tidak mengarah kepada penilaian akademik. Jumarsih menyebutkan pihaknya lebih menekankan kepada pembiasaan-pembiasaan aktifitas yang sudah diterapkan sebelumnya.
Selama pembelajaran daring, Jumarsih juga sudah beberapa kali menerima keluhan dari siswa. Ia menjelaskan bahwa kepatuhan siswa terhadap guru di sekolah sangat baik. Sementara di rumah, kepatuhan kepada orangtua berbeda. Para guru juga khawatir jika kedepannya kepatuhan siswa kepada guru yang sudah berjalan baik harus dimulai dari awal kembali.
Pada tahun ajaran baru yang akan dimulai Juli mendatang, Jumarsih berharap dapat melaksanakan KBM secara tatap muka, terlebih saat ini pemerinah tengah mempersiapkan era kenormalan baru. Namun, ia menyadari bahwa untuk SLB dengan siswa penyandang autisme, tidak akan mudah untuk dapat menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak.
"Untuk anak autis kan susah, karena kadang perlu ada di depannya persis gurunya, kadang kalau terlalu jauh malah kemana-mana," imbuhnya.
Baca Juga: RS Rujukan Overload, Pasien Positif Covid-19 Asal Sidoarjo Dirawat di DIY
Meski demikian, Jumarsih menjelaskan bahwa jika pemerintah sudah memberikan keputusan terkait pelaksanaan KBM pada tahun ajaran baru, pihaknya akan berusaha agar peserta didik yang hadir ke sekolah dapat menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Ia juga akan melihat pada kondisi anak, seandainya mampu menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Gelar Kunjungan Industri, Siswa MAN 2 Bantul Praktik Olah Bandeng Juwana
-
Mempelajari Pembentukan Pulau Jawa di History of Java Museum
-
MAN 2 Bantul Terima Wakaf dari Keluarga Almh Hj. Munifah binti Istamar
-
Penyerahan Sertifikat Wakaf kepada Keluarga Hj. Munifah di MAN 2 Bantul
-
Sukseskan SNPDB 2025/2026: Kepala MAN 2 Bantul Ikuti Sosialisasi
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jordi Amat
- Sosok Pengacara Paula Verhoeven, Adabnya di Podcast Jadi Perbincangan
- Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
- Daftar Kode Redeem FF Token SG2 Terbaru, Lengkap Sepanjang April 2025
- 12 Potret Rumah Mewah Luna Maya: Usung Modern Tropis, Pakai Listrik 33 Ribu Watt
Pilihan
-
Lulu Hypermarket BSD Milik Muslim Kaya Bangkrut, Punya Harta Rp 93 Triliun
-
Investor Batalkan Proyek Baterai EV Indonesia, Investasi Lebih dari Rp300 T Lenyap
-
Lulu Hypermarket BSD Tutup 30 April 2025, Sisa Barang Diskon 90 Persen
-
Glowing Seketika, Ini 5 Cara Memutihkan Wajah dalam 5 Menit
-
20 Fakta Liverpool Juara Liga Inggris: Arne Slot Meneer Pertama
Terkini
-
Drama TKP ABA Jogja, Sewa Habis, Pedagang dan Jukir Ngotot Tolak Relokasi
-
SMA Kembali ke Jurusan, Guru dan Siswa Panik Tanpa Juknis
-
AS 'Gertak' Soal QRIS, Dosen UGM: Jangan Sampai Indonesia Jadi "Yes Man"
-
Juru Parkir Jogja Siap dengan QRIS, Ini Lokasi Pilot Projectnya
-
Lewat Pemberdayaan, BRI Antar UMKM Kopi Nusantara ke Pentas Global